Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siswa di Cikadu Cianjur Harus Berjalan Kaki 1,5 Jam Seberangi 3 Sungai Deras untuk ke Sekolah

Perjuangan murid SD dan SMP di Desa Mekarlaksana, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur tak hanya melewati sungai yang airnya deras ketika hujan turun.

Editor: Sugiyarto
zoom-in Siswa di Cikadu Cianjur Harus Berjalan Kaki 1,5 Jam Seberangi 3 Sungai Deras untuk ke Sekolah
Tribun Jabar/Ferri Amiril Mukminin
Jalan yang biasa digunakan pelajar berjalan kaki selama 1,5 jam untuk sampai di sekolah SMPN 5 Cikadu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin

TRIBUNNEWS.COM, CIANJUR - Perjuangan murid SD dan SMP di Desa Mekarlaksana, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur tak hanya melewati sungai yang airnya deras ketika hujan turun.

Mereka juga harus berjalan kaki selama 1,5 jam menempuh jalan tanah untuk sampai di sekolah.

Para guru setiap hari merasa bersyukur dengan kehadiran para murid di sekolah.

Pasalnya mereka tahu setiap harinya murid harus berjalan kaki dan jarang sekali yang mempunyai kendaraan motor.

"Sekolah kami memang diapit tiga sungai kebanyakan siswa kampungnya berada di seberang sungai," kata Yani Suryani (25), seorang guru SMPN 5 Cikadu, Jumat (21/12/2018).

Yani mengatakan, tiga sungai yang mengapit sekolah itu adalah Sungai Ciujung, Sungai Ciupih, dan Sungai Ciupih Girang.

Berita Rekomendasi

Beberapa jembatan sebagai akses warga dan pelajar memang sudah hanyut terbawa air deras saat hujan deras bulan lalu.

"Jembatan yang ada saat ini juga sudah mengkhawatirkan pa, kami berharap ada bantuan dari pemerintah karena jembatan bagi kami adalah penunjang aktivitas sehari-hari," kata Yani.

Yani mengatakan selain karena arus deras, beberapa jembatan yang rusak hasil swadaya warga juga terkena longsor.

"Warga swadaya membangun jembatan dari kayu, kekuatannya bisa diukur kan pa, jadi gampang rusak terkena air sungai dan longsor," kata Yani.

Menurut Yani, ada beberapa jembatan yang rusak di antaranya jembatan Angsana putus di Kampung Angsana, jembatan Bantargadung rusak yang menghubungkan dengan Kampung Bantargadung.

Adalagi di hulu Jembatan Bantarkemang.

"Kebanyakan jembatan gantung hasil swadaya terbuat dari kayu dan bambu jadi cepat rusak," ujar Yani.

Yani mengatakan, pelajar banyak memilih SMPN 5 karena jarak dari kampung bisa ditempuh dengan jalan kaki meski waktu tempuh 1,5 jam. Pelajar bisa saja sekolah di SMPN 1 Cikadu yang jauh namun ada biaya transportasi yang mahal dan pilihan lainnya harus kos.

"Kalau ke SMP 1 harus pakai motor atau pilihan lainnya harus kos, karena jaraknya sangat jauh, pakai motor saja bisa 2,5 jam untuk sampai ke SMP 1, jadi ga bisa ditempuh dengan jalan kaki," ujar Yani.

Yani bersyukur semangat pelajar tak patah meski mereka harus menyeberang sungai dan berjalan kaki 1,5 jam menempuh jalan yang rusak.

Sebagai penduduk asli yang kini menjadi tenaga honorer ia pun merasa bangga dengan anak didiknya. (*)

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Miris, Tak Hanya Seberangi Sungai, Pelajar di Cikadu Cianjur Berjalan Kaki 1,5 Jam untuk ke Sekolah

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas