Mantan Teroris Abu Tholut Bicara Program Bela Negara dan Kesaksiannya tentang ISIS
Kesbangpol Sukoharjo gelar pendidikan kewarganegaraan,bagian dari program bela negara. Salah satu pemateri, antan narapidana terorisme, Abu Tholut.
Editor: juniantosetyadi
(TribunSolo.com/Agil Tri)
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Sukoharjo gelar pendidikan kewarganegaraan yang merupakan bagian dari program bela negara di Pendopo GSP Sukoharjo, Jumat (21/12/2018).
Acara program bela negara ini dihadiri Wakil Bupati Sukoharjo Purwadi, Kapolres Sukoharjo AKBP Iwan Saktiadi, Dandim Sukoharjo Letkol Inf Chandra Ariyadi dan mantan narapidana terorisme Abu Tholut.
Acara dibuka sambutan Wakil Bupati Sukoharjo, Purwadi yang menyampaikan program bela negara merupakan amanat Undang-Undang yang sesuai dengan program pemerintah yaitu revolusi mental sekaligus membangun pertahanan nasional.
"Bela negara menjadi simbol kekuatan bangsa bahkan ditakuti negara lain yang ingin mengganggu kedaulatan dan kestabilan bangsa," kata Purwadi.
Purwadi berharap bela negara ini mampu membangkitkan semangat khususnya anak muda sehingga bangsa Indonesia menjadi negara kuat dan berdaulat.
Acara ini diisi materi oleh Ustadz Abu Tholut, mantan narapidana terorisme, yang menceritakan berbagai kisahnya.
Abu Tholut membagikan pengalaman dari awal ia terpengaruh ideologi radikalisme, yaitu ketika ada Undang-Undang Keormasan pada tahun 1980-an.
Pengalamnnya ke Malaysia diajak temannya dan kemudian ke Afghanistan selama 8 tahun.
Abu Tholut juga menyebut ISIS sebagai kelompok Khawarij, atau kelompok pelaku bid'ah.