Tim Biologi UGM: Penyu di Pantai Congot Mati, Bukan karena Sampah Plastik
Setelah tahap pemeriksaan berlangsung hampir 2,5 jam dan para peneliti tidak menemukan plastik pada tubuh penyu.
Penulis: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa pekan lalu, beredar kabar seekor penyu berjenis Lekang ditemukan mati, karena diduga memakan sampah plastik di kawasan Pantai Congot, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta (9/12/2018).
Untuk mencari tahu penyebab kematian penyu tersebut. Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) yang menggandeng Fakultas Biologi UGM pun melakukan observasi terhadap bangkai penyu yang telah dikubur itu.
Mereka melaksanakan otopsi dan memeriksa apakah benar terdapat sampah plastik pada penyu dan mengidentifikasi jenis plastik. Apakah pula kondisi pantai Congot bisa mempengaruhi kehidupan satwa, utamanya di laut?
Para peneliti dari Biologi UGM mendatangi kubur penyu di Congot. Mereka membongkar kubur, mengangkat bangkainya, memeriksa secara detil bagian yang masih tersisa, dan memastikan apakah ada plastik dalam bangkai itu. Setelah tahap pemeriksaan yang berlangsung hampir 2,5 jam dan para peneliti tidak menemukan plastik pada tubuh penyu.
"Ketika saya bedah isi perut penyu tersebut memang tidak ditemukan plastik. Kita bongkar sampai perutnya tapi tidak ditemukan plastik sama sekali. Saya malah temukan ada ikan buntal di dalam perut penyu tersebut. Habis makan ikan buntal sepertinya," ungkap Dosen Fakultas Biologi UGM, Donan Satria Yudha, kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/12/2018).
Lebih lanjut, Donan menjelaskan jika berdasarkan foto yang beredar di media sosial, sepintas penyu yang ditemukan mati di Pantai Congot ini seperti mengeluarkan plastik dari lubang pembuangannya.
Tetapi setelah dilakukan pengecekan, kata Donan, benda yang diduga plastik itu bukanlah plastik melainkan organ dalam penyu yang keluar dari lubang pembuangan.
"Saya pegang, saya raba itu bukan plastik. Dari hasil rabaan memang bukan plastik tapi organ dalam yang keluar. Karena kalau matikan melembung dan pecah," tukas Donan.
Donan menyebut jika kematian penyu tersebut bukanlah disebabkan oleh plastik seperti yang banyak disampaikan sejumlah LSM dan penggiat anti kantong plastik. Meskipun demikian Donan menyebut jika penyebab kematian penyu tersebut harus dicari tahu lebih lanjut.
"Kemungkinan besar memang tidak mati karena plastik. Karena tidak kita temukan plastik dari penyu itu," kata Donan.
Sekedar informasi penyu berjenis Lekang ditemukan mati ini ditemukan oleh pemancing dan aktivis Wild Water Indonesia (WWI) Kulonprogo yang tengah mencari ikan pada Minggu (9/12) sore yang lalu. Penyu ini akhirnya dikubur di sekitar Pantai Congot pada Senin (10/12).
Terlepas dari penyebab kematian penyu tersebut, tentunya pemerintah harus segera menerapkan manajemen sampah terpadu yang dapat meminimalisir terbawanya sampah hingga ke laut.