Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Suami, Anak dan Ibu Lie Cu Dikabarkan Jadi Korban Tsunami

Kabar tentang keluarga Lie Cu menjadi korban tsunami juga diinformasikan pemilik akun Facebook, Julius Sofiar.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Suami, Anak dan Ibu Lie Cu Dikabarkan Jadi Korban Tsunami
Facebook/Mbu Chelsea
Alumni Faklultas Teknik Untan angkatan 97, Lie Cu, jadi korban Tsunami Banten. Suami, anak, dan ibunya dikabarkan meninggal dunia. 

TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Alumni Univesitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Lie Cu, dikabarkan menjadi korban tsunami yang menerjang Banten dan Lampung.

Informasinya Lie Cu adalah alumni Fakultas Teknik Sipil Angkatan 97.

Lie Cu juga alumni SMA Negeri 1 Pontianak, Kalimantan Barat.

Kabar kalau keluarga Lie Cu menjadi korban tsunami, menyebar di jejaring media sosial Facebook dan Grup WhatsApp.

Lie Cu sendiri dikabarkan selamat dari tsunami.

Baca:  Didesak Komentari Kasus Dugaan Penganiayaan Habib Bahar, Deddy Corbuzier: Bro Gue Ini Minoritas

Saat itu, Lie Cu sedang bersama dengan suami, kedua anaknya, dan ibu mertuanya.

Lie Cu selamat bersama dengan anak lelakinya, Nathan.

Berita Rekomendasi

Sementara sang suami, Aan, putri kecilnya, Cicil ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa.

Begitu juga dengan ibu mertuanya, yang tewas dalam kejadian tersebut.

Baca: Liburan ke Swiss Nia Ramadhani Pergoki Keluarga Ardi Bakrie Menyusui di Tengah Salju: Aduh Ancur

Informasi ini diunggah pemilik akun Facebook, Mbu Chelsea yang menandai dirinya bersama dengan Lie Cu.

Begini unggahannya, Minggu (23/12/2018):

Koko Nathan sama Mamah Lie Cu selamat dr tsunami

De Cicil sm Papah Aan ditemukan dlm keadaan wafat

Begitu pun dengan Oma...

Berasa mimpi dpat Kabar tadi pagi

Ya alloh berikan ke ikhlasan Dan ke sabaran untuk nte Lie Cu

Mbu Chelsea juga mengunggah foto keluarga Lie Cu.

Dalam foto itu, Lie Cu dan keluarganya sedang naik kuda.

Lie Cu bersama dengan Nathan dengan kuda yang satu, sementara suaminya Aan bersama denan Cicil di kuda yang lain.

Mbu Chelsea mengunggah kembali kabar duka tentang keluarga Lie Cu, Senin (24/12/2018) siang.

Ia masih tidak percaya bahwa kepergian kerabatnya itu bukanlah sebuah mimpi.

Ini unggahannya:

Ya Alloh ya Rabb

Ternyata ini bukan mimpi

Ayah kirim foto jenazah Mamah (Oma Teluk)

Om Aan... Dek Cicil

Dek Fenny Nte Lie Cu, Dek Nathan luka2...

Semoga nte Lie Cute sabar dan kuat dlm menghadapi Ujian dari TUHAN

GA bs Ketemu Oma, Om Aan, sm Dek Cicil lagi

Mbu Chelsea juga menuliskan mereka yang wafat tidak akan dibawa ke Lampung.

"Dan akhir nya benar2 GA Akan Ketemu lagi meski Hanya melihat jenazah nya. Jenazah GA Di bawa ke Lampung," tulis Mbu Chelsea.

Kabar tentang keluarga Lie Cu menjadi korban tsunami juga diinformasikan pemilik akun Facebook, Julius Sofiar.

“Semoga Lie Cu Alumni SMANSA Pontianak angkatan 97 diberikan Ketabahan dan Keikhlasan dalam menerima musibah ini,” tulis Julius Sofiar.

Update Jumlah Korban

Korban tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) kemarin terus bertambah.

Mengutip TribunWow.com dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, data sementara yang berhasil dihimpun Posko BNPB hingga Senin (24/12/2018) pukul 07.00 WIB, tercatat 281 orang meninggal dunia.

Sementara itu, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi.

"Untuk kerusakan fisik akibat tsunami, meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak," imbuh Sutopo, dalam keterangan tertulisnya, Senin (24/12/2018).

Korban dan kerusakan yang diakibatkan oleh tsunami ini terjadi di 5 kabupaten terdampak, yaitu di Pandeglang dan Serang, Banten, serta di Lampung Selatan, Tanggamus dan Pesawaran, Lampung.

Untuk jumlah korban dan total kerusakan, daerah pesisir di Kabupaten Pandeglang adalah daerah yang paling parah dibandingkan daerah lain.

Terdapat 10 kecamatan di Pandeglang yang terdampak terjangan tsunami ini.

Kerusakan banyak dialami di daerah pesisir di di sepanjang pantai dari Pantai Carita, Pantai Panimbang, Pantai Teluk Lada, Sumur, dan Tanjung Lesung.

"Tercatat 207 korban meninggal dunia, 755 orang luka-luka, dan 7 orang hilang di Kabupaten Pandeglang. Selain itu terdapat 11.453 orang yang menungungsi," papar Sutopo.

Korban paling banyak ditemukan di Hotel Mutiara Carita Cottage, Hotel Tanjung Lesung dan Kampung Sambolo.

Sementara kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung makan dan toko rusak, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 unit kendaraan rusak.

Lebih lanjut, di Kabupaten Serang, tercatat 12 orang meninggal dunia, 30 orang luka-luka dan 28 orang hilang.

Kerusakan fisik akibat tsunami di kecamatan ini masih dalam pendataan.

Selanjutnya di Kabupaten Lampung Selatan, tercatat 60 orang meninggal dunia, 230 orang luka-luka, 22 orang hilang dan 30 unit rumah rusak berat.

Di Kabupaten Tanggamus terdapat 1 orang meninggal dunia, 4 rumah rusak berat, dan 70 perahu rusak.

Sedangkan di Kabupaten Pesawaran tercatat 1 orang meninggal dunia, 1 orang luka-luka, 231 orang mengungsi, 134 rumah rusak dan 14 perahu rusak.

Kemungkinan, data korban dan kerusakan masih akan terus bertambah karena masih belum semua yang berhasil didata.

Hingga kini, petugas masih terus melakukan pendataan.

Penanganan darurat juga terus dilakukan di daerah-daerah yang terdampak tsunami Selat Sunda.

Ribuan personil gabungan dari TNI, Polri, BNPB, Basarnas, Kementerian PU Pera, Kementerian Sosial, Kementerian Kesehatan, Kementerian ESDM, BPBD, SKPD, NGO, relawan dan masyarakat dan lainnya terus melakukan penanganan darurat.

Sementara Kepala Daerah memimpin penanganan darurat di daerahnya.

Prioritas penanganan darurat saat ini adalah koordinasi, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, pelayanan kesehatan, penanganan pengungsi, serta perbaikan darurat sarana prasarana yang rusak.

Diduga masih ada korban yang berada di bawah reruntuhan bangunan dan material yang dihanyutkan tsunami.

Pos kesehatan, dapur umum, dan pengungsian didirikan di beberapa tempat.

Sementara bantuan logistik juga terus disalurkan.

Untuk proses evakuasi, jelas Sutopo, telah dikerahkan alat berat berupa 7 unit excavator, 12 unit dump truck, 2 unit loader.

Selain itu, untuk mobilisasi ke lokasi bencana juga telah merahkan 1 unit excavator, 1 dozer, 1 loader, 1 grader, 2 tronton, dan 4 dump truck.

Karena panjang dan luasnya daerah terdampak tsunami, ungkap Sutopo, masih diperlukan tambahan alat berat lain serta personil untuk membantu evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban. (Hasyim Ashari)

Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS - Alumni Untan Pontianak Jadi Korban Tsunami Banten, Anak, Suami, Ibu Tewas,

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas