Banyak Rumah Ditinggal Penghuninya, Warga Dan Aparat TNI Berjaga-jaga Cegah Pencurian
Sementara Wulyadi menjelaskan, bila warga di Desa Panimbangjaya sebagian besar rumah warga rata dengan tanah.
Penulis: Yanuar Nurcholis Majid
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Nurcholis Majid
TRIBUNNEWS.COM, BANTEN-- Hampir sepekan pasca bencana Tsunami di Selat Sunda, Mulyadi Kepala Desa Panimbangjaya, Pandeglang, Banten menyebut kondisi pengungsi yang menetap di kantornya masih merasa was-was dengan keamanan rumah mereka.
"Mereka pulang lalu biasa siang mengecek rumah, kalau-kalau ada yang memanfaatkan situasi seperti ini kita jaga-jaga," kata Mulyadi saat ditemui tim Tribunnews.com, Jumat (28/12/2018).
Mulyadi menjelaskan sebanyak 426 pengungsi yang berada di kantornya berasal dari beberapa kampung.
Diantaranya, kampung Sinar Laut, Neglasari, Sinansari, Lelang Baru, dan Lelang Lama.
"Mereka berada di bibir pantai dengan radiusnya mungkin 30 atau 20 meter dari bibir pantai, lumayan dekat lah," ujar Mulyadi.
Baca: Gedung Shelter Tsunami di Padeglang Berubah Menjadi Tempat Esek-esek, Proyeknya Pernah Dikorupsi
Sementara Wulyadi menjelaskan, bila warga di Desa Panimbangjaya sebagian besar rumah warga rata dengan tanah.
Namun ia belum bisa memastikan jumlah kerugian materil akibat rumah yang rusak maupun hancur dengan tanah.
Guna mengamankan kondisi rumah warga, Mulyadi menyebut pihaknya dan aparat TNI terus berjaga di sekeliling rumah warga yang kosong ditinggal penghuninya.
"Masih rawan, karena mereka trauma juga mungkin ya jadi mereka khawatir terjadi lagi siap siaga dari TNI," ujar Mulyadi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, hingga Rabu (26/12/2018), jumlah korban meninggal dunia terus bertambah.
“Data sementara dampak bencana tsunami yang menerjang pantai di Selat Sunda hingga Rabu (26/12) tercatat 430 orang meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka, 159 orang hilang, dan 21.991 orang mengungsi,” ujar Sutopo di Graha BNPB, Pramuka, Jakarta Timur, Rabu (26/12).
Sementara itu kerugian fisik akibat tsunami meliputi 924 unit rumah rusak, 73 unit hotel dan villa rusak, 434 unit perahu dan kapal rusak, 60 unit warung serta toko rusak, dan puluhan kendaraan rusak.