Ada 33 Titik Longsor di Jalan Lingkar Sebatik, Dua Dalam Penanganan Darurat Balai PJN Balikpapan
Balai Balai Pelaksana Jalan Nasional XII Balikpapan telah mendapatkan alokasi anggaran Rp 12 miliar untuk menangani dua titik longsor prioritas
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunkaltim.co Muhammad Arfan
TRIBUNNEWS.COM, TANJUNG SELOR - Sedikitnya terdapat 33 titik jalan longsor di Jalan Lingkar Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara berdasarkan catatan Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional XII Balikpapan, Refly Tangkere.
Refly yang disua Tribunkaltim.co, Rabu (2/1/2019), di Kantor Gubernur Kalimantan Utara menyebutkan, dari 33 titik longsor di jalan lingkar pulau terluar NKRI itu, dua di antaranya diprioritaskan segera ditangani.
Salah satunya ruas jalan Bukit Keramat di jalur Aji Kuning - Bambangan, yang menguhubungkan Kecamatan Sebatik Tengah dan Sebatik Timur yang putus pada Kamis (27/12/2018) kemarin.
"Di Sebatik ada 2 titik krusial. Sebenarnya kita sudah programkan untuk tahun 2019 ini segera digarap. Tetapi karena cuaca ekstrem, sehingga ternyata tidak bisa menunggu. Hingga jebollah, sampai ruas tersebut putus total," katanya Refly.
Sampai saat ini, jalan yang putus akibat longsor itu belum dapat dilalui.
Pihak Balai tengah melakukan penanganan darurat di lokasi putusnya jalan.
"Kita akan siapkan jembatan bailey. Jadi kita akan timbun dulu, dipasang gorong-gorong, supaya mobil bisa lewat dulu. Sekarang lagi dikerjakan," ujarnya.
Jika cuaca mendukung, penanganan darurat itu akan selesai pekan ini.
Baca: Proses Evakuasi Korban Longsor Sukabumi Terkendala Hujan Deras
"Memang waktu pengerjaannya agak lama. Kita akan selesaikan minggu ini. Semoga cuacanya bagus," katanya.
Balai Balai Pelaksana Jalan Nasional XII Balikpapan telah mendapatkan alokasi anggaran Rp 12 miliar untuk menangani dua titik longsor prioritas.
"Anggaran memang terbatas, jadi kita pilih yang dua itu. Sisanya 31 titik, akan kita usulkan ke Jakarta lagi," katanya.
Refly mengatakan, jalur Jalan Lingkar Pulau Sebatik memang sangat rawan longsor akibat struktur tanah yang labil.
"Terutama di daerah-daerah perkebunan. Banyak terjadi settlement," ujarnya. (Wil)