Gubernur Ganjar Pranowo Salut Perubahan Kampug di Salatiga, dari Kampung Kumuh Jadi Kampung Mural
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi Kampung Mural yang berada di Dusun Pancuran, Kelurahan Kutowinangun Lor, Salatiga
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Eka Yulianti Fajlin
TRIBUNNEWS.COM, SALATIGA - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengunjungi Kampung Mural yang berada di Dusun Pancuran, Kelurahan Kutowinangun Lor, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Kamis (3/1/19).
Dalam kunjungannya, dia pun disambut puluhan warga yang telah menanti di depan rumah mereka.
Dia berkeliling melihat lukisan yang terpampang di sepanjang tembok rumah milik warga.
"Saya senang lihat kampung ini. Ada perubahan konkret dan riil. Dari kampung kumuh kemudian dibuat kampung nyeni, bersih dan ternyata juga mengubah perilaku sosial masyarakatnya," tutur Ganjar usai berkeliling kampung mural.
Dia mengapresiasi semangat para warga yang mengubah paradigma kampung tersebut yang sebelumnya terkenal sebagai kampung preman, kini menjadi kampung yang sangat ramah dan menarik untuk dikunjungi.
Selain itu, para warga juga bergotong royong menjaga sumber mata air yang ada di kampung tersebut.
Menurutnya, cara ini menjadi salah satu model yang dapat menjadi contoh cara penanganan kampung kumuh.
Semakin hari masyarakat semakin memiliki kesadaran untuk hidup bersih.
"Saya kira layak mereka untuk saling bertukar dan saling belajar. Salatiga punya pancuran, Semarang punya kampung pelangi," ujarnya.
Ganjar berpesan kepada semua warga Pancuran untuk terus menjaga lingkungannya agar tetap bersih dan asri.
Sementara itu, Ketua RW 04 Pancuran Budi Sutrisno menceritakan, kampung ini memang awalnya merupakan kampung bromocorah.
"Dulu, orang mau masuk kampung ini tidak berani, serem," ungkap Budi.
Dengan segala upaya, dia dan warga mengubah paradigma tersebut sehingga kini kondisi kampung aman dan tentram.
"Kami menggambar beberapa pahlawan di Kampung Mural agar akhlaknya seperti pahlawan tersebut. Lukisan-lukisan yang ada di sini juga menghapus stigma yang dulu dan harapannya menjadi kampung idaman, asri, dan hidup tentram," paparnya.
Selain membangun kampung menjadi warna-warni, harapannya kedepan dapat membangun sumber daya manusia dengan segala potensi. (*)