Siswa SMAN 10 Batam Tewas Dianiaya Dua Oknum Polisi
Erry sangat menyayangkan perlakukan itu dan mengaku telah melaporkan hal ini ke Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) RI di Jakarta
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribun Batam Leo Halawa
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Putra Reza (15), siswa SMA Negeri 10 Batam yang dianiaya dua anggota polisi meninggal dunia, Kamis (3/1/2019) sekitar pukul 17.00 WIB.
Putra Reza dianiaya Minggu, (23/12/2018) dini hari sekitar pukul 02.00 WIB.
“Benar sudah meninggal tadi sore. Rencana dimakamkan besok di Galang,” kata Ketua Komisi Pengawasan dan Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Kepri Erry Syahrial saat dihubungi Tribunbatam.id, Kamis malam.
Erry sangat menyayangkan perlakukan itu dan mengaku telah melaporkan hal ini ke Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) RI di Jakarta.
“Sangat disayangkan sekali. Ya, tentu kami laporkan ini ke Kompolnas RI. Kami sudah laporkan,” kata Erry.
Erry menambahkan, persoalan ini secara hukum dari keluarga korban belum dilaporkan secara resmi.
“Kalau secara kode etik sudah dilakukan oleh Propam. Tapi untuk laporan resmi dari keluarga korban belum ada. Besok usai pemakaman korban, keluarga baru buat laporan ke kepolisian masalah pidana umumnya,” katanya.
Erry Syahrial menyebut, Putra Reza merupakan anak yatim.
Sejak kecil, Putra Reza dan dua saudaranya diasuh oleh orangtua angkat yang berbeda-beda. Putra Reza diasuh oleh bapak angkat Elias dan Ratna.
Ayah Putra Reza sudah meninggal dunia, dan ibunya sampai saat ini belum diketahui keberadaannya.
Elias dan ibu Ratna sangat terpukul kepergian anaknya dianiaya oleh polisi.
Baca: Kejari Cibinong Sudah Terima Berkas Perkara Kasus Penganiayaan dengan Tersangka Bahar bin Smith
“Anak ini (Reza) anak angkat. Mereka mengasuh anak ini sejak kecil. Jadi sudah dianggap anak kandung sendiri. Reza anak kedua. Sementara kakaknya diasuh oleh orang lain. Saat di rumah sakit, kakaknya termasuk menjaga korban. Sementara adek mereka paling bungsu masih kecil,’’ jelas Erry.
Reza dan keduanya saudaranya termasuk terlantar sebelum diasuh oleh orang tua angkat.
Versi keluarga yang disampaikan kata Erry, sosok Reza anak yang nurut sama orangtua.
“Hari-hari sepulang sekolah, membantu orang tuanya membersihkan kandang ayam,” ucapnya.
Erry menjelaskan, setelah ia telusuri, Reza semasa hidup tidak pernah terlibat kenakalan remaja.
Orang tua dan keluarga besar, begitu heran ketika anak itu sebelumnya, dianiaya oleh Bripda MW dan Bripda RM yang merupakan anggota anggota Sabhara Polda Kepri.
“Sekali lagi, ini adalah sebuah tragedi. Seharusnya, pola pembinaan itu harus prefentif. Tapi ya sudah terjadi, kami mohon proses hukum berjalan,” ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.