Keraton Solo Kubur Kepala Kerbau di Hutan Krendawahono, Ini Tujuannya
Ciri khas upacara adat Wilujengan Nagari Mahesa Lawung di Keraton Kasunanan Surakarta ini adalah menanam kepala kerbau di Hutan Krendawahono.
Editor: juniantosetyadi
(TribunSolo.com/Imam Saputro)
TRIBUNNEWS.COM, SOLO - Ratusan abdi dalem, sentana dalem dan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat khusyuk mengamini doa yang dipanjatkan pemuka agama di Pagelaran Keraton, Senin (7/1/2019) siang.
Mereka mengelilingi meja berisi uba rampe upacara Wilujengan Mahesa Lawung.
Antara lain, kepala kerbau yang ditutup kain putih, kelapa muda (degan), pisang, ayam, bunga, dan sesaji lain.
Pantauan TribunSolo.com, upacara adat Wilujengan Nagari Mahesa Lawung ini dihelat pada hari ke-100 setelah 17 Sura.
Upacara bisa digelar pada Senin atau Kamis pada akhir Jumadilakhir atau Rabiulakhir kalender Jawa.
Ciri khas upacara adat Wilujengan Nagari Mahesa Lawung adalah menanam kepala kerbau di Hutan Krendawahono Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Setelah pembacaan doa, kepala kerbau dan uba rampe lainnya kemudian dibawa ke Hutan Krendawahono.
Di sana, yaitu di kawasan lokasi petilasan Paku Buwono (PB) VI, kepala kerbau dan uba rampe lainnya tersebut akan dikubur.
"Ada kepala kerbau dan jeroan yang dikubur di sana sebagai simbol menghilangkan sifat bodoh," kata Kerabat Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, KPH Satrio Hadi Nagara, Senin (7/1/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.