Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Nelayan Samas Lolos dari Maut, Ombak Setinggi 10 Meter Gulung Perahu Kami Hingga Terbalik

Kabar duka datang dari Pantai Samas, Srigading, Sanden, Bantul. Satu perahu nelayan Bareng Mukti 05 terbalik dihantam ombak pantai selatan

Editor: Sugiyarto
zoom-in Kisah Nelayan Samas Lolos dari Maut, Ombak Setinggi 10 Meter Gulung Perahu Kami Hingga Terbalik
Tribun Jogja/ Ahmad Syarifudin
Faska ( nomor dua kiri), Ketua Nelayan pantai Samas, Sigit Budi Santoso dan ayah faska Yulianto yang juga sesepuh nelayan pantai Samas, Rujito, saat ditemui di rumahnya, Senin (7/1/2019) 

Laporan Reporter Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNNEWS.COM - Kabar duka datang dari Pantai Samas, Srigading, Sanden, Bantul. Satu perahu nelayan  Bareng Mukti 05 terbalik dihantam ombak pantai selatan saat hendak menepi, pada Minggu (6/1/2019) sore.

Dalam peristiwa nahas itu, dua nelayan menjadi korban. Mereka adalah Faska Yulianto warga Srigading, Sanden, Bantul dan Purwanto alias Gareng, nelayan asal Bugel, Kecamatan Panjatan, Kulon Progo.

Faska, merupakan pemuda berusia 25 tahun, saat kejadian itu, ia berhasil lolos dari maut. Sedangkan Gareng, sampai saat ini masih hilang tertelan ganasnya ombak laut selatan.

Pemilihan kata "ombak ganas" bukan tanpa alasan. Berdasarkan penuturan Faska, ombak sore itu memang sangat mengerikan. Ketinggiannya diperkirakan mencapai 7 sampai 8 meter.

"Ombak itu menggulung perahu kami hingga terbalik," ujar dia, saat ditemui di rumahnya, Senin (7/1/2019).

Saat kejadian, Faska bertindak sebagai anak buah kapal (ABK). Sementara rekannya, Gareng, adalah nakhoda, atau biasa juga disebut tekong yang bertugas menjalankan laju perahu.

BERITA TERKAIT

Sesaat sebelum kejadian, sebagai anak buah, Faska mengakui sempat mengingatkan Gareng supaya menahan laju perahu.

Mengingat, ia menyadari betul di belakang perahu yang ditumpanginya ada ombak tinggi yang mengejar.

"Pas mau mendarat saya sudah bilang sama tekong. Di selatan ada ombak besar. Tetapi (perahu) langsung digas,"

"Perahu kami terkena ombak dari belakang. Ombaknya besar. Setelah ombak besar dengan perkiraan 10 meter ada arus balik. Perahu kesedot, tidak bisa lari kencang," tutur Faska, menceritakan kejadian nahas itu.

Ombak tinggi sore itu, bertubi-tubi terus menerjang perahu yang ditumpangi Faska bersama Gareng. Alhasil, perahu tak mampu bertahan lebih lama dan akhirnya terbalik.

"Pertama kena ombak (kemudian terbalik) kaki saya terjepit perahu. Lalu terkena ombak lagi, saya pakai kaki satu untuk lompat dan terkena ombak lagi, saya terguling-guling sampai dasar pasir,"

"Saya kemudian lihat keatas. Ada matahari, saya langsung renang naik ke atas dan (berusaha) bernafas," terangnya.

Diterjang ombak kemudian perahunya terbalik dan tergulung-gulung oleh ombak dirasakan oleh Faska cukup lama. Ada sekira lima belas menit ia harus bertarung dengan maut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas