Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Inilah Penyebab Puting Beliung di Rancaekek dan Jumlah Korban

Insiden puting beliung yang terjadi pada Jumat sore ini tidak menimbulkan korban jiwa namun korban luka ringan mencapai kurang lebih 100 orang

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Inilah Penyebab Puting Beliung di Rancaekek dan Jumlah Korban
BNPB
Ratusan rumah rusak setelah puting beliung melanda Desa Jelegong Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (11/1/2019) pukul 15.15 WIB. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar  Indan Kurnia Efendi

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Angin puting beliung menerjang Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jumat (11/1/2019) kemarin mengakibatkan 600 rumah mengalami kerusakan.

Camat Rancaekek, Baban Banjar menuturkan, terdapat 6 desa di Kecamatan Rancaekek yang terdampak angin puting beliung.

Rinciannya adalah Desa Rancaekek Wetan, Rancaekek Kulon, Kelurahan Kencana, Desa Bojongloa, Desa Jelegog dan Desa Tegal Sumedang. Dan yang terparah berada di Desa Jelegong.

"Untuk sementara ada sekitar 600 rumah yang terdampak. Di antaranya 150 rumah rusak parah," ungkapnya, Sabtu (12/1/2019).

Insiden puting beliung yang terjadi pada Jumat sore ini tidak menimbulkan korban jiwa namun korban luka ringan akibat tertimpa puing-puing rumah mencapai kurang lebih 100 orang.

Selain itu, ada dua orang yang terluka parah sehingga harus dilarikan ke rumah sakit.

Berita Rekomendasi

"Korban jiwa tidak ada hanya luka-luka sekitar kurang lebih 100 orang. Kalau yang parah hanya 2 orang dan korban sudah dibawa ke Al Islam," katanya.

Baca: Foto-foto Kerusakan di Cianjur dan Sukabumi Setelah Diterjang Angin Puting Beliung dan Hujan Es

Terkait angin puting beliung yang melanda Rancaekek, Kabupaten Bandung, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan penyenyababnya.

Kepala Stasiun Geofisika Klas I Bandung, Toni Agus Wijaya, puting beliung  di Rancaekek  disebabkan pembentukan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Bandung pada Jumat sekitar pukul 15.10 WIB.

Angin kencang kemudian membentuk pusaran dan menyapu ratusan rumah.

"Berdasarkan pantauan citra satelit terdapat pembentukan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Bandung timur dan sebagainya," kata Toni Agus Wijaya, melalui pesan singkat, Sabtu (12/1/2018), seperti dikutip Tribun Jabar dari Kompas.

Adanya pertemuan massa udara di sekitar Jabar dan belokan angin di Jawa Barat bagian tengah juga menyebabkan angin puting beliung.

"Karena terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan konvektif potensial hujan," ungkapnya.

Menurut Toni, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang kadang disertai angin kencang dan petir memang terjadi di wilayah Bandung Timur dan sekitarnya sore kemarin.

Observasi yang tercatat di pos hujan Cileunyi, kurang dari 1 jam tercatat 16 mm, atau masuk dalam kategori hujan dengan intensitas lebat.

Pelaporan data pengamatan permukaan di Stasiun Geofisika Bandung, tercatat suhu maksimum pada Jumat kemarin pada pukul 14.00 WIB adalah 29,3 derajat celcius, dengan kelembaban udara sekitar 59 persen saat awal pembentukan awan cumulonimbus pada siang menjelang sore.

Sementara, pada pukul 15.00 WIB, suhu tercatat 27,0 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 67 persen.

"Dari pantauan citra radar terdeteksi adanya pembentukan awan konvektif dengan kategori hujan sedang-lebat dan ketinggian puncak awan bisa mencapai 14 km pda 15.12 WIB," ungkapnya.

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas