Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Penjelasan PVMBG terkait Kembali Meningkatnya Altivitas Gunung Agung

Kemarin sore letusan terjadi dua kali dalam rentang waktu 15 menit yakni pada pukul 16.45 Wita dan kemudian pukul 17.00 Wita.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Penjelasan PVMBG terkait Kembali Meningkatnya Altivitas Gunung Agung
Tribun Bali/I Nyoman Mahayasa
Visual Gunung Agung dari Desa Suwat Gianyar, Senin (21/1/2019) pukul 06.30 Wita tampak Gunung Agung mengeluarkan hembusan. TRIBUN BALI/I NYOMAN MAHAYASA 

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Gunung Agung kembali mengalami erupsi, Senin (21/1/2019) sore.

Bahkan letusan terjadi dua kali dalam rentang waktu 15 menit yakni pada pukul 16.45 Wita dan kemudian pukul 17.00 Wita.

Namun demikian kolom abu tidak teramati karena kabut.

Seperti dilaporkan PVMBG, erupsi pertama terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi ± 1 menit 52 detik.

Sedangkan erupsi kedua terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi ± 1 menit 17 detik.

Kepala Sub Bidang Mitigasi Pengamatan Gunung Api Wilayah Timur PVMBG, Devy Kamil Syahbana, membenarkan terjadinya erupsi di Gunung Agung yang saat ini berstatus Siaga (Level III) ini.

"Secara visual belum teramati kolom abu atau pijar. Kami saat ini menyimpulkan erupsi berdasarkan data seismik," ujar Devy saat dikonfirmasi, kemarin.

Berita Rekomendasi

Menurutnya juga, tidak ada peningkatan signifikan kegempaan vulkanik.

Baca: Gunung Agung Alami Dua Kali Erupsi Sore Ini

"Saat ini, tidak perlu peningkatan kegempaan signifikan bisa terjadi erupsi karena sistem sudah terbuka. Oleh karena itu, erupsi bisa kapan saja terjadi," terang Devy.

Data saat ini menunjukkan bahwa erupsi masih berpotensi terjadi.

"Namun dengan eksplosivitas yang masih rendah," terangnya.

Menurut Devy, erupsi terjadi karena overpressure atau kelebihan tekanan di dalam perut gunung.

Baca: Ahok Bebas Murni dan Bisa Langsung Pergi ke Luar Negeri, Ade Sukmanto: Silahkan Saja, Sudah Haknya

Tekanan ini bisa bersumber dari material magma yang naik secara masif maupun berupa gas-gas magmatik yang naik sedikit-sedikit untuk kemudian terakumulasi di kedalaman tertentu.

Ilustrasi Gunung Agung. TRIBUN BALI/PRIMA
Ilustrasi Gunung Agung. TRIBUN BALI/PRIMA (Tribun Bali/Prima)

"Pada kondisi di mana lapisan penutup atau atasnya gunung tidak mampu menahan tekanan ini, maka erupsi terjadi," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Bali
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas