Penjelasan PVMBG terkait Kembali Meningkatnya Altivitas Gunung Agung
Kemarin sore letusan terjadi dua kali dalam rentang waktu 15 menit yakni pada pukul 16.45 Wita dan kemudian pukul 17.00 Wita.
Editor: Dewi Agustina
Hujan adalah salah satu faktor eksternal yang bisa mempengaruhi aktivitas gunung api.
Air hujan jika masuk ke dalam sistem vulkanik dan berinteraksi dengan uap magma yang panas, bisa juga memicu terjadinya hembusan bahkan letusan.
Namun demikian, perlu diingat bahwa bukan hujan yang menyebabkan erupsinya, tapi memang karena ada kelebihan tekanan di dalam tubuh gunungnya sehingga terjadi erupsi.
Adapun hujan hanya menjadi faktor trigger dari luar, hanya jika gunung apinya sedang kelebihan tekanan.
Baca: Oknum Hakim yang Digerebek Sedang Bersama 2 Wanita Jalani Tes Urine di BNNP Lampung
"Tidak semua gunung api langsung reaktif meletus karena hujan. Sekarang kan musim hujan, kalau memang hanya hujan yang menyebabkan erupsi, kenapa hanya Gunung Agung yang erupsi sementara gunung api lainnya tidak," ujar Devy.
Apakah aktivitas Gunung Agung akan meningkat saat pelaksanaan Panca Wali Krama di Pura Besakih?
Adapun rangkaian karya 10 tahunan ini dimulai Selasa (22/1/2019) hari ini, puncak karya tanggal 6 Maret 2019, dan nyineb 12 April 2019.
Menurut Devy, PVMBG tidak bisa memprediksi hal tersebut. Tergantung gunungnya sendiri.
"Kita nggak bisa memprediksi persis kelakuan suatu gunung api ke depan, kita hanya bisa mengikuti aktivitasnya dan melakukan respon yang sesuai dengan data-data yang ditunjukannya," terangnya. (mit)
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Aktivitas Vulkanik Gunung Agung Kembali Meningkat, Begini Penjelasan PVMBG