Kaget Kena Tarif Bagasi Rp 2 Juta, Pria ini Pilih Tinggalkan Oleh-oleh di Bandara Kualanamu
Taufik, seorang penumpang pesawat asal Kabupaten Serdang Bedagai dikenakan tarif tambahan hampir Rp 2,5 juta. Dia pun pilih tinggalkan oleh-oleh.
Editor: Aji Bramastra
![Kaget Kena Tarif Bagasi Rp 2 Juta, Pria ini Pilih Tinggalkan Oleh-oleh di Bandara Kualanamu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/penumpang-lion-tinggalkan-oleh-oleh-bagasi-bayar.jpg)
Kejadian itu pun sontak mengagetkan para calon penumpang maupun pengunjung di bandara tersebut.
Kepala Bandara Rahadi Oesman Ketapang Suhardoyo mengatakan, kejadian tersebut berawal ketika OS hendak melakukan penerbangan menggunakan maskapai Wings Air yang merupakan jadwal penerbangan terakhir yang akan berangkat pada 15.55 WIB.
Saat melakukan proses check in, barang bawaan milik OS yang akan dimasukkan ke dalam bagasi kemudian ditimbang dan ternyata melebihi dari ketentuan yang diberlakukan oleh maskapai.
"Penumpang ini membawa barang seberat sekitar 11 kilogram, tapi karena mulai hari ini Maskapai Wings sudah memberlakukan aturan bagasi berbayar, maka diminta untuk bayar kelebihannya," ujar Suhardoyo, Selasa (22/1/2019).
OS sempat diberikan pengertian dan penjelasan oleh petugas check in saat itu.
Ia dikenai tarif Rp 671 ribu, dengan rincian biaya per kilogram tujuan Pontianak sebesar Rp 25 ribu dan Pontianak-Bandung Rp 36 ribu.
Namun, OS marah-marah dan langsung keluar ruangan check in menuju parkiran.
Tak lama kemudian, OS datang kembali dan berupaya menerobos ruangan terminal mengamuk sambil membawa parang jenis Mandau.
Petugas keamanan bandara pun langsung mengunci pintu terminal lantaran melihat adanya bahaya serta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
OS kemudian berhasil diamankan dan dibawa ke Mapolres Ketapang.
Suhardoyo menjelaskan, peristiwa mengamuknya penumpang karena kebijakan bayar bagasi dari maskapai tersebut baru pertama kali terjadi di Ketapang.
"Kita sudah mengantisipasi hal ini dengan meminta pihak maskapai untuk melakukan sosialisasi dengan gencar dan harapan kita kejadian ini tidak terulang lagi," ujarnya. (*)