Kisah Cinta Segitiga di Balik Penemuan Mayat di Kamar Hotel di Pamekasan
Kematian tragis Roy Robby dan Ais, pasangan selingkuh yang mayatnya ditemukan di sebuah kamar hotel di Pamekasan.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, PAMEKASAN - Kematian tragis Roy Robby dan Ais, pasangan selingkuh yang mayatnya ditemukan di sebuah kamar hotel di Pamekasan, ternyata diwarnai dengan romansa yang kompleks dan melibatkan cinta segitiga antara Roy Robby, Ais, dan suami Ais yang berinisial MD.
Kepada wartawan, MD mengaku bahwa dia sudah tahu hubungan gelap antara istrinya dengan Roy Robby.
MD lantas membeberkan apa yang dia ketahui tentang awal mula perkenalan Ais dengan Roy Tobby.
Katanya, beberapa bulan lalu, Ais dan Roy Robby bertemu di area pasar malam Sdangdang. Di sana, Ais berjualan minuman, sedangkan Roy Robby adalah pekerja Bianglala yang lokasinya tak jauh dari tempat Ais membuka lapak.
Baca: Ahok Blak-blakan Soal Pernikahan Keduanya, Restu Ibu Hingga Yakin Garis Tangan yang Sama
Hubungan gelap itu diketahui MD setelah memeriksa aplikasi WhatsApp istrinya. Awalnya, Ais tidak mengaku meski sudah didesak. Tapi belakangan dia mengaku berselingkuh dengan dalih MD tidak punya waktu untuknya.
Mendengar penuturan istrinya, MD tidak marah. Dia malah menasihati agar Ais menghentikan hubungannya.
Tapi karena terus berlanjut, akhirnya MD menemui Roy Robby di pasar malam Sdangdang, meminta jangan mengganggu istrinya. Tapi Roy Robby membantah tuduhannya.
Baca: Chat Mesranya Diketahui Suami, SPG Ponsel Dibunuh Selingkuhan di Hotel, Bermula dari Pasar Malam
“Malam itu saya mencatat nomor telepon Roy Robby yang bolak-balik menghubungi saya. Begitu nomor ponsel itu saya telepon di depan Roy Robby dan di saku celana Roy Robby ponsel berbunyi, saya minta agar diangkat, tapi Roy Robby tidak mau dengan alasan berbelit-belit. Padahal sudah jelas, deringan telepon itu saya yang menelepon,” kata MD.
Diungkapkan, perselingkuhan istrinya ini sudah pernah disampaikan ke mertuanya, tapi mertuanya tidak percaya dan menuduh dirinya memfitnah.
Bahkan dirinya diancam dengan senjata tajam dan diusir dari rumah mertuanya, sehingga ia memilih pulang ke rumah orang tuanya.
Sedang anak perempuannya yang duduk di bangku TK, tetap tinggal bersama Ais. Sejak dirinya diusir itu, nomor kontak dirinya diblokir, sehingga ia tidak bisa menghubungi anaknya.
Sebenarnya, sejak dua minggu lalu, istrinya mulai sadar akan kesalahannya dan minta maaf untuk kembali lagi berkumpul dengan dirinya.
Istrinya bersumpah akan meninggalkan Roy Robby, karena tidak tahan dengan Roy Robby yang dinilai pemarah dan suka memukul.
Saat itu MD masih belum memberikan jawaban dan meminta waktu hingga menjelang puasa, namun sering berkomunikasi saling curhat.
Pagi hari sebelum kejadian, Kamis (24/1/2019) sekitar pukul 06.30, istrinya video call dengan dirinya agar pulang ke Pamekasan, karena hari itu istrinya ulang tahun. Lalu ia pulang membawa oleh-oleh, kue, sepatu dan helm permintaan istrinya.
Namun sampai di Pamekasan, ia menelepon istrinya namun tak ada jawaban.
Kemudian ia pergi ke tempat kerja istrinya, di gerai ponsel 23 Cell, di Jl Cokroatmojo, Pamekasan.
Dari teman kerja istrinya, dia mendapat kabar bahwa istrinya diajak paksa seorang pria dan sempat bertengkar cukup lama. Tas, ponsel dan sepeda motor istrinya ditinggal di tempat kerja.
Waktu itu, MD mendatangi sejumlah rumah kos untuk mencari keberadaan istrinya, tapi tidak ada. Ia berputar-putar kota dan beberapa kali lewat depan Hotel Garuda, namun tak curiga kalau istrinya sedang berduaan di kamar hotel dengan selingkuhannya.
“Malam hari saya dapat kabar dari teman, jika istri saya ditemukan tewas di kamar hotel bersama pria lain. Saya langsung ke sana dan benar istri saya meninggal. Di sana sudah banyak orang dan sejumlah aparat, termasuk keluarga istri saya. Saya langsung berteriak, memanggil-manggil nama istri saya. Sampai sekarang saya masih tidak berani ke ruamh istri, karena suasana masih berduka,” ungkap MD.
Berita telah dipublikasikan di Surya