Janda Sebatang Kara di Nguter, Sukoharjo, Tinggal di Gubuk Reyot, Menunggu Bantuan Pemerintah
Tuginem, seorang janda warga Desa Plesan RT 01 / RW 01, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo hidup di bawah garis kemiskinan.
Editor: Hanang Yuwono
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Tuginem, seorang janda warga Desa Plesan RT 01 / RW 01, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo hidup di bawah garis kemiskinan.
Dia tinggal seorang diri dirumanya yang tergolong Rumah Tak Layak Huni (RTLH) setelah suaminya meninggal akibat laka lantas dua tahun lalu.
Tuginem sebelumnya bekerja sebagai penjual gendar pecel di Pasar Sukoharjo, namun dua bulan terakhir dia tidak bekerja karena harus merawat ibunya.
"Sudah dua bulan ini saya tidak jualan, karena merawat ibu saya yang sudah tua, tapi saat ini ibu saya titipkan ke adik saya, karena saya tidak sanggup merawatnya," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (11/2/2019).
Tuginem sebenarnya memiliki tiga orang anak, namun mereka pergi merantau keluar jawa untuk bekerja di perkebunan sawit.
"Dua bulan sekali anak saya yang paling kecil kirim uang, sekitar 300 - 500 ribu," katanya.
Rumah Tukinem sendiri masih tergolong semi permanen, dengan dindin dari papan, dan genting banyak yang bocor.
Bahkan di sisi rumah, atapnya sudah tidak ada, sehingga jika hujan deras, rumahnya selalu tergenang air.
"Dulu mau dibenerin, tapi karena rangka bambunya keropos, tidak ada yang berani naik dan membetulkan," ujarnya.