Paguyuban Mahasiswa,Generasi Milenial Pelopor Perdamaian di Negeri Wakal dan Hitu
Menurut lulusan Akmil tahun 2002 ini, dalam menghadapi tantangan global, setiap pihak tidak bisa menjalaninya sendiri tanpa bantuan pihak lain.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-Sebagai generasi milenial terdidik, para pemuda dan pemudi yang tergabung dalam Paguyuban Mahasiswa Negeri Wakal maupun Negeri Hitu, diharapkan menjadi pelopor perdamaian sekaligus Agent Of Change (Agen Perubahan) dalam pembangunanan di tanah kelahirannya.
Hal ini diungkapkan Dansatgas Yonif 711/Raksatama, Letkol Inf Fanny Pantouw, M.Tr. Han., M.I.Pol. dalam rilis tertulisnya, Seram Bagian Barat, Maluku. Minggu (10/02/2019)
Dalam rangka mendukung proses rekonsiliasi dan perdamaian di kalangan warga Wakal dan Hitu, satuan jajarannya melaksanakan Komunikasi Sosial (Somsos) dengan Paguyuban mahasiswa yang berasal dari Negeri Wakal dan Negeri Hitu di Aula Kotis Satgas Yonif 711/Rks .
Fany menjelaskan, Negeri Wakal dan Hitu merupakan dua negeri (desa) bertetangga yang sempat berselisih sejak tahun 2017.
Pertikaian antar warga ini dipicu oleh kejadian Laka Lantas yang kemudian dalam upaya penyelesaiannya justru timbul salah pengertian dan komunikasi, dan akhirnya memicu pertikaian antar Desa.
“Sengaja kita kumpulkan para mahasiswa dari kedua desa tersebut (Wakal dan Hitu). Mereka memiliki paguyuban yang bisa dijadikan sebagai Agen of Change, agar dapat mempercepat tercapainya perdamaian dan kerukunan diantara warga kedua desa tersebut,” terang Fanny.
"Sebagai generasi muda yang lahir di era milenial, guna mendukung pembangunan dan kemakmuran di wilayahnya, tentunya mereka memiliki banyak literasi. Khususnya terkait dengan pembangunan kerjasama dan komunitas produktif dalam menghadapi tantangan global,” imbuhnya.
Menurut lulusan Akmil tahun 2002 ini, dalam menghadapi tantangan global, setiap pihak tidak bisa menjalaninya sendiri tanpa bantuan pihak lain.
“Terutama dengan warga yang ada disekitar kita, dalam hal ini antara warga Wakal dan Hitu. Terkait dengan masa lalu, kita berkeyakinan bahwa sesungguhnya kesedihan yang dialami tidak hanya satu pihak saja, melainkan dua pihak, dalam hal ini baik warga Wakal maupun Hitu,”ungkapnya.
“Oleh karenanya, mari kita bangkit bersama, saling memaafkan satu sama lain, kuatkan dan eratkan tali persaudaraan, untuk menyongsong masa depan warga Wakal dan Hitu yang lebih baik. Apalagi para mahasiswa ini, merupakan generasi milenial yang memiliki banyak literasi dalam mendukung pembangunan kampung halaman kita,” tegas Fanny.
Fanny berharap , melalui forum seperti ini, dapat terbangun komunikasi yang baik antar warga masyarakat, sehingga para generasi milenial ini dapat menjadi pelopor perdamaian di kedua negeri tersebut.
Upaya ini disambut baik oleh para mahasiswa tersebut, diantaranya Jumra ( anggota Paguyuban Mahasiswa Wakal), dirinya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini dan berharap agar dalam berbagai kegiatan sosial masyarakat maupun pembangunan nantinya dapat melibatkan warga dari kedua desa tersebut.
"Kami dari mahasiswa negeri Wakal, menyambut baik kegiatan ini, semoga hasil dari sini dapat direalisasikan seperti mengadakan bhakti sosial, pentas seni dan kegiatan positif lainnya yang melibatkan masyarakat kedua negeri ini (Wakal dan Hitu)" ungkap Jumra.