Tiga Hari Berlalu, Dua ABK KM Mujur Indah yang Hilang Belum Ditemukan
Tim SAR gabungan melibatkan penyelam untuk mencari kedua korban yang hilang, pasca terbakarnya kapal.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Tim SAR gabungan hingga kini masih mencari dua nelayan yang hilang pasca-terbakarnya kapal di perairan sebelah barat Sumut.
Tim SAR gabungan melibatkan penyelam untuk mencari kedua korban yang hilang, pasca terbakarnya kapal.
Koordinator Pos SAR Sibolga, Beni Setiawan saat dikonfirmasi mengatakan memasuki hari ketiga pencarian wilayah akan semakin diperluas.
"Rencananya operasi hari ini penyelaman dilakukan tim penyelam Lanal dan Basarnas," kata Beni, Jumat (15/2/2019).
"Mereka akan menyelami sekitar lokasi kejadian, untuk mencari dua korban yang masih hilang," kata dia.
Sebelumnya, KM Mujur Indah dengan 4 awak terbakar lalu tenggelam ketika berada di perairan Pulau Bintuna, atau sekitar 38 mil dari Kota Sibolga, Selasa (12/2/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.
Kebakaran di bagian belakang kapal nelayan pencari teripang itu, dipicu ledakan elpiji yang diduga bocor dari tabung gas 12 Kg.
Akibat kejadian tersebut, 2 anak buah kapal (ABK) berhasil diselamatkan dan dievakuasi ke Sibolga pada pukul 23.00 WIB.
Dua ABK yang berhasil dievakuasi, yakni Saifansyah Siregar (ABK) yang menderita luka bakar 50 persen pada badan bagian depan, dan Azyun Amri Baeha (ABK), mengalami luka bakar 10 persen pada bagian tangan.
Baca: Polisi Tembak Mati Saiwan yang Tertangkap Usai Memecahkan Kaca Mobil Korbannya
Dua nelayan lainnya masih hilang, yakni Kardiman Nazara (nakhoda) dan Nazar Naupal (ABK).
Operasi gabungan untuk mencari keduanya masih berlangsung.
Pencarian melibatkan KAL Mansalar milik Lanal Sibolga. Selain melibatkan Basarnas dan TNI Angkatan Laut.
Pencarian juga melibatkan tim dari Polisi Air, dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Untuk pencarian hari ketiga, personel yang diturunkan masih sama. Dari Basarnas 9 orang, dari Lanal Sibolga 15 personel, serta personel Polair 4 orang, dan ada kapal dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Beni.