Prabowo Terkejut Mbak Tutut Sambangi Kediamannya
Prabowo mengibaratkan jika emak-emak sudah ikut turun ke dalam gerakan-gerakan politik, maka kondisi negara sedang dalam keadaan tidak nyaman
Editor: Eko Sutriyanto
Dalam pidatonya, mantan Pangkostrad itu teringat tausiyah yang disampaikan Ustaz Haikal Hasaan tentang ayat terakhir dalam Alquran Surat Al-Quraisy yang berbunyi, allazi aṭ'amahum min jụ'iw wa āmanahum min khaụf, dimana memiliki arti ‘yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.’
“Indonesia merupakan negara kaya. Kita memiliki sumber daya alam (SDA) yang sangat berlimpah. Inilah masalahnya. Karena kita bangsa yang kaya, kita menjadi santai. Sedangkan bangsa luar terus menikmati kekayaan kita. Karena itu, kita butuh pemimpin yang kuat dan berani agar bangsa Indonesia jauh dari ketakutan dan kelaparan,” kata Prabowo.
“Takut disini berarti tidak bahagia. Cemas. Tidak mendapatkan keadilan hukum. Dan kelaparan disini berarti bangsa kita jauh dari kesejahteraan, jauh dari kemakmuran. Karena itu, kita ingin Indonesia menjadi negara yang adil dan makmur. Itulah esensi berbangsa dan bernegara kita,” imbuhnya.
Prabowo sedikit mengulas tentang debat pertama terkait tanah HGU (hak guna usaha) yang disinggung oleh petahana presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia mengatakan bahwa tanah tersebut merupakan tanah negara dan suatu saat negara meminta, ia siap menyerahkan daripada tanah tersebut harus jatuh ke tangan orang asing.
“Di tanah dekat tempat saya ada pelabuhan, ada bandara, ada lapangan terbang, pesawat jet dapat mendarat disana. Banyak sumber air bersih di tempat tersebut. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengatakan, dunia akan krisis air pada tahun 2025. Karenanya, saya tidak rela jika tanah itu saya serahkan ke asing. Lebih baik saya yang mengelolanya,” tegas Prabowo.
Ia menandaskan bahwa kondisi suatu negara ibarat suatu badan. Jika ada salah satu yang mengalami sakit, maka bagian lainnya akan merasakan sakit. Begitulah dengan kondisi suatu bangsa. Jika ada yang tidak baik dan kekayaan terus bocor, maka butuh upaya strategis untuk mengkoreksi dan mengevaluasi.
“Jika Prabowo-Sandi diberikan amanah oleh rakyat Indonesia, kami akan menggunakan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Kita harus mengamankan seluruh kekayan negara. Jangan lagi ada kekayaan yang mengalir ke luar agar bangsa kita tumbuh menjadi bangsa yang kuat dan bermartabat,” katanya.