Heni Namai Bayinya Joko Widodo Ma'ruf, Undangan Syukuran Selapanan Jadi Viral di Media Sosial
Saat lahir, Joko Widodo Maruf memiliki berat 3,2 kg dan panjang 51 cm. Joko dilahirkan di Klinik Hastuti di Plumbungan
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN - KELAHIRAN bayi menjadi anugerah tersendiri bagi orangtua dan keluarga besarnya. Maka memberikan nama kepada jabang bayi yang baru lahir merupakan wujud harapan dan doa dari orangtuanya.
Di Sragen, tepatnya di Kelurahan Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Jawa Tengah, ada nama bayi yang bikin heboh dan viral di media sosial Whatsapp dan Facebook. Nama bayi itu Joko Widodo Ma'ruf.
Foto surat undangan selapanan (Syukuran 35 hari) Joko Widodo Ma'ruf ini pun menyebar di grup Whatsapp dan Facebook, terutama grup komunitas warga Sragen dan Solo Raya.
Sang ibu, Heni (41), mengaku tidak mengetahui jika foto undangan itu viral di medsos.
"Saya hanya upload di (akun) facebook pribadi saya. Kalau di grup WA, juga grup (beranggotakan) teman-teman saya saja," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Minggu (17/2). Heni dan suami, Suwarno (45) adalah warga Kiping RT 47, Kelurahan Banaran, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, Jateng, Rabu kemarin.
Joko Widodo Ma'ruf yang lahir pada 11 Januari 2019 pukul 23.00 itu merupakan anak ketiga dari pasangan Suwarno dan Heni. Joko Widodo Ma'ruf memiliki dua kakak yang berjarak masing-masing 10 tahun, Seto Hanafi (20) dan Akbar Fauzan (10).
Sehari-hari, Heni dan Suwarno berjualan berbagai produk melalui online. "Baru anak ketiga ini beri nama seperti itu. Nama orang-orang besar. Dua anak sebelumnya ya biasa saja," terang Heni.
Mengapa diberi nama Joko Widodo Ma'ruf?
Suwarno mengaku mengidolakan orang nomor satu di Indonesia tersebut dan calon wakilnya.
"Saya namai seperti Bapak Presiden agar pintarnya sama. Kalau Ma'ruf semoga soleh, agamanya kuat, seperti Pak KH Ma'ruf Amin," ungkap Suwarno.
Baca: Fadli Zon Minta Ahmad Dhani Sabar Hadapi Proses Hukum
Saat lahir, Joko Widodo Ma'ruf memiliki berat 3,2 kg dan panjang 51 cm. Joko dilahirkan di Klinik Hastuti di Plumbungan, Karangmalang, Sragen.
"Awalnya saya mau melahirkan normal. Ternyata nggak keluar-keluar bayinya. Akhirnya di-caesar," ujar Heni.
Setelah dilahirkan, Joko langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Sragen. Paru-parunya terindikasi lemah sehingga perlu dirawat secara intensif.
"Waktu itu saya melahirkan bareng dengan seorang ibu lain. Namun, bayinya (yang bersangkutan) gak selamat. Setelah Joko berumur satu bulan, sebagai rasa syukur kemarin kami adakan syukuran selapanan itu," jelasnya.