Saat Penangkapan Terduga Teroris di Temanggung, Warga Mengira Pengendara yang Takut Razia Polisi
tak disangka, pria berkemeja lengan panjang, kotak-kotak warna hitam-putih itu, merupakan terduga teroris, yang selama ini masuk dalam DPO Densus 88
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG - Ahmad Farid Nur (21) alias Afan, sedang duduk santai sembari memainkan smartphone miliknya, di sebuah depo pasir dan kayu, di ruas Jalan Lingkar Temanggung, turut Dusun Geneng, Kelurahan Kowangan, Temanggung, Kamis (14/2) silam.
Sehari-hari, di depo pasir milik Santo (40) itu lah, Afan bekerja.
"Saat sedang istirahat, seingat saya sekitar pukul 10.30-an, sembari main-main Hp (hand phone, red), tiba-tiba ada mobil warna hitam dari arah utara, dengan kecepatan cukup tinggi, langsung berbelok ke depan situ. Setelah memarkirkan mobil, pengendaraanya memakai kemeja lengan panjang kotak-kotak turun dan cepat-cepat lari meloncati kalen (saluran irigasi dengan lebar sekitar dua meter, red), menuju area persawahan," ujar Afan, saat ditemui di tempat kerjanya, Jumat (22/2).
Tentu saja ia kaget melihat peristiwa itu.
Namun, sama sekali tak menyangka, pria berkemeja lengan panjang, kotak-kotak warna hitam-putih itu, merupakan terduga teroris, yang selama ini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) Densus 88 Anti-teror.
"Kan memang waktu itu ada razia kendaraan oleh Satlantas. Saya pikir ya orang yang ketakutan terjaring razia karena tak punya SIM atau STNK," ucapnya.
Hingga razia kendaraan selesai pada sekitar pukul 11.00, orang bercelana pendek dengan tas selempang kecil di depan dada, berambut ikal agak gondrong hampir sebahu, serta berjenggot hampir sebatas leher itu tak muncul-muncul.
"Polisi kemudian menghampiri mobil itu. Tapi karena dikunci, polisi memanggil tukang kunci untuk membuka pintu mobil," terang dia.
Selain pintu, setir kemudi mobil itu juga dikunci. Petugas pun telah menyiapkan derek untuk mengangkut mobil tersebut.
"Nah, saat hendak diderek oleh petugas kepolisian itu lah, orang yang tadi bergegas melarikan diri itu menghampiri petugas, dan menyatakan mobil itu miliknya," tutur Afan, kali ini didampingi oleh rekan kerjanya, Khairun Cahyadi (40) alias Kirun.
"Ya saat itu sekitar pukul 12.30, habis Dluhur. Tapi, saat menghampiri polisi yang akan menderek mobilnya itu, lelaki itu sudah ganti baju, tak lagi bercelana pendek dan berkemeja lengan panjang, melainkan mengenakan sarung dan berkaus hitam lengan pendek," sambung Afan.
Tak lama kemudian, setelah terlibat percakapan selama beberapa waktu, polisi memborgol lelaki yang belakangan diketahui sebagai Triyono Wagimin Atmo alias Andalus alias Abu Hilwa, itu dan memasukkan ke dalam mobil polisi.
Sementara, mobil milik terduga teroris jaringan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) itu tetap dievakuasi menggunakan derek.
"Jadi memang polisi tak melakukan pengepungan di area persawahan, ataupun mengejar orang yang lari tadi. Ditunggui saja di dekat mobilnya," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.