Direktur PLN Temui Gubernur Bahas Kapal Listrik
Kapal pembangkit listrik Karadeniz Powership Zeynep Sultan dan Nezih Bey tetap memasok listrik ke Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Editor: Content Writer
Perizinan impor antara PT PLN (Persero) dan Kar Powership Indonesia sudah tidak ada masalah lagi. Kapal pembangkit listrik Karadeniz Powership Zeynep Sultan dan Nezih Bey tetap memasok listrik ke Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Meski begitu, Gubernur Sulut Olly Dondokambey mendesak manajemen Kar Powership Indonesia supaya meminta maaf ke rakyat (konsumen). "Pagi-pagi saya sudah panggil direktur kapal, saya meminta mereka meminta maaf ke rakyat Sulut," kata Olly kepada tribunmanado.co.id, Senin (25/2/2019).
Menurut Gubernur, ini kelalaian bisnis to bisnis antaran PLN dan Kar Powership. Lanjut dia, pengadaan kapal listrik bukan proyek pemerintah. PLN pun ada kesalahan soal proses administrasi. Bukan salah Bea Cukai dan bukan salah pemerintah. "Mereka (Kar Powership) melalaikan kewajiban administrasi," kata Gubernur.
Lanjut politikus PDIP ini, soal perizinan (impor) sudah tidak ada masalah lagi, kelistrikan Sulut tetap jalan.
Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw menambahkan, masyarakat tak perlu khawatir masalah ini. Ia menegaskan, tak akan mempengaruhi kelistrikan.
"Operasinya tetap jalan, tidak ada masalah, tidak perlu cemas,” ungkap Wagub.
Penyelegalan itu karena izin impor sudah habis, kata Wagub, sambil tetap beroperasi, izin impor akan diurus.
Direktur PLN Regional Indonesia Timur, Syamsul Huda, turun tangan langsung mengatasi masalah penyegelan kapal listrik oleh Bea Cukai.
Syamsul menemui Gubernur Olly di Kantor Gubernur Sulut, Senin (25/2/2019). "Saat ini saya datang ke Manado untuk koordinasi dan beri support supaya masalah ini segera selesai. Proses perizinan selesai dan masyarakat tidak dikorbankan," kata dia.
Ia mengatakan, sudah ada titik temu masalah itu, administrasi proses perizinan diselesaikan, kapal listrik tetap dioperasikan. Sejak Minggu (25/2/2019) malam, kapal listrik sudah beroperasi kembali. "Kondisi kelistrikan aman, sudah sejak semalam dioperasikan kembali," kata dia. Ia menyampaikan terima kasih ke Bea Cukai sudah memberi kebijakan kapal tetap beroperasi.
Kapal listrik itu sempat berhenti beroperasi, tapi ketika kemarin beban puncak relatif rendah. Didukung juga oleh pembangkit listrik milik PLN yang sudah beroperasi.
Sebelumnya, Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Manado, Nyoman Adhi Suryadnyana mengungkapkan, penyegelan kapal listrik Zeynep Sultan berkapasitas 120 megawatt (MW) di Amurang karena izin impor kedaluwarsa.
Direktur PLN Regional Indonesia Timur, Syamsul Huda, memastikan listrik di Sulut dan Gorontalo aman.
Kata Huda, masyarakat tak perlu cemas karena sistem kelistrikan Sulut-Gorontalo memiliki rasio daya surplus.
PLN Unit Induk Wilayah Sulut Sulteng dan Gorontalo (PLN UIW Sulutteggo) melakukan optimalisasi seluruh pembangkit. "Daya mampu kita di atas beban puncak," ujar Huda usai pertemuan dengan Kepala Kantor Wilayah Dirjen Bea Cukai Sulbagtara di Gedung Keuangan Manado, Senin (25/2/2019).
Saat ini, daya mampu sistem kelistrikan di Sulut Gorontalo 450 MW, beban puncak sekitar 360 MW. Katanya, PLTU Anggrek di Gorontalo kini masuk sistem dan memasok daya 2x25 MW.
Terkait perizinan impor kapal listrik, Huda yang didampingi GM PLN UIW Sulutteggo, Christyono dan Manajer Komunikasi Jantje Rau mengatakan, sedang dituntaskan.
"Izin sedang diselesaikan oleh Kar Powership di pusat. Tetap kami proses sesuai ketentuan sehingga dalam waktu tak lama bisa tuntas," ujar Huda.