Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hingga Rabu Malam Masih Terdengar Teriakan Minta Tolong dari Lubang Tambang Emas Bakan,

Berdasarkan data yang diterima sampai kemarin siang, sudah ada 19 orang dievakuasi dan selamat, 4 penambang ditemukan meninggal dunia.

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Hingga Rabu Malam Masih Terdengar Teriakan Minta Tolong dari Lubang Tambang Emas Bakan,
Tribun Manado/istimewa
Ratusan Personel Polri Bantu Evakuasi Korban Longsor di Tambang Desa Bakan Bolmong 

Ia juga mengatakan bahwa Kapolda Sulut Irjen Pol Sigid Tri Hardjanto telah menginstruksikan agar jajarannya mulai dari Polres Kotamobagu, Brimob, Samapta dan Dokkes (Tim DVI) agar turun melakukan bantuan dan evakuasi.

"Segala upaya dari kepolisian akan dilakukan secara optimal dari pengerahan personil maupun peralatan yang kita miliki," ujarnya.
Disamping personil Polres dan Brimob yang sudah berada di lokasi, Polda Sulut juga telah mengirimkan Tim Sar Samapta dan Unit K-9 berjumlah 10 orang dipimpin kasubdit Gasum Sabhara.

Bupati Langsung ke Bakan

Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow bersama Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan dan Sekda Bolmong Tahlis Gallang melihat dari dekat lokasi kejadian longsor di Bakan, Rabu (27/2/2019).

Lokasi yang sangat ekstrem membuat tim kesulitan menuju lokasi. Anggota keluarga dari para korban masih menunggu di basecamp JRBM. Para korban berharap pihak JRBM bisa memberikan izin untuk masuk di lokasi.

Kepala Seksi Tanggap Darurat BPBD Bolmong Abdul Muin Paputungan berkata korban jiwa untuk data sementara diperkirakan sebanyak 60 orang lebih tertimbun material longsoran tanah dan bebatuan di lokasi areal tambang rakyat.

Kendala di lapangan harus ekstra hati-hati untuk evakuasi karena banyak bebatuan yang berpotensi rawan longsor dan banyak terdapat retakan.

Berita Rekomendasi

"Untuk jalur evakuasi via areal JRBM saat ini sedang diperbaiki alat berat untuk mempermudah tim SAR," kata Paputungan.

Unsur yang terlibat saat ini membantu evakuasi TRC BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas Pos SAR Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan,

Koramil Lolayan, PMI, Rescue JRBM, Masyarakat setempat dan penambang di lokasi.

Dandim 1303/BM Letkol Inf Sigit Dwi Cahyono terus meminta personelnya untuk melaksanakan evakuasi korban tertimbun longsor tambang Bakan.

"Saya turunkan tergantung kebutuhan di lapangan. Ini untuk membantu masyarakat mempercepat pencarian korban," ujar Dandim.
Kapolres Siahaan bersama 60 anggota Polres ditambah 30 pasukan Brimob langsung turun ke lokasi untuk melakukan evakuasi bersama TNI, Basarnas, PMI dan warga sekitar.

Wagub: Emas Tak Sebanding Nyawa

Belum sehari Pemerintah Provinsi Sulut menggaungkan program kecelakaan kerja dengan konsep zero accident, tragedi Bakan terjadi.

Wakil Gubernur Sulut, Steven Kandouw menyesalkan kejadian ini. Ia menyampaikan, duka cita atas musibah ini kepada keluaga korban.

Memang penyesalan selalu terjadi di belakang, sebab itu Pemprov Sulut ingin agar jangan ada lagi korban tewas di tambang. Menurutnya, nyawa itu tak sebanding dengan bongkahan emas.

Lanjut dia, sebenarnya tambang yang menimbulkan korban jiwa itu masuk kategori ilegal disebut PETI.

"Sangat disesalkan kejadian ini, Pak Gubernur sudah koordinasi untuk tertibkan PETI," kata dia.

Langkah pertama sudah dilakukan, Pemprov memoraroriun izin tambang. Sudah dilakukan rapat dengan bupati yang wilayahnnya punya tambang dan Forkompimda agar PETI ini ditertibkan. "Belum sempat ditertibkan sudah kejadian," kata dia.

Dengan adanya kejadian ini harus secepatnya ditertibkan. Penetiban bukan berarti penutupan tapi dijadikan tambang rakyat yang legal. Ada syarat-syaratnya, salah satunya kesehatan dan keselamatan kerja.

"Tambang rakyat itu ada izin, harus ada pemenuhan keselamatan kerja, langkah emegency-nya, tambang harus ada infrastrukrur keselamatan kerja," kata dia.

"Jadi saya tegaskan bukan melarang tapi ditertibkan tambang liar ini jadi tambang rakyat yang di-backup regulasi," ujar dia lagi. Ia menegaskan, Pemprov tidak melarang masyarakat untuk berusaha memanfaatkan kekayaan alam.

"Orang mau cari uang kita tidak bisa larang, tapi tertib sesuai regulasi dan selamat," kata dia. Selamat ini penting, kalau sudah meninggal mau apalagi.

"Biar ada emas 50 kilogram tak sebanding (nyawa)," ujar dia.

Wagub mengatakan, tidak ada istilah korban minimal, satu nyawa berharga. "Jadi tidak ada cuma cuma 1 atau cuma 3, nyawa itu berharga," ungkap dia.

Ikut Berduka

Longsor PETI di Bakan terus minta korban. Para warga masih menunggu informasi terbaru apakah ada keluarga mereka yang menjadi korban.

Mendengar hal itu, Injilia Kembuan ikut berbelasungkawa. "Saya prihatin dan ikut berduka atas korban longsor di Bakan," ujar gadis kelahiran Kakenturan 30 November 2001 kepada tribunmanado.co.id, Rabu (27/2/2019).

Warga Kakenturan Barat ini berharap semua korban yang tertimbun cepat ditemukan. "Kepada masyarakat agar berhati-hati dalam bekerja. Tetap safety dalam bekerja," ujar Injilia.

Ia menyampaikan turut bersedih bagi keluarga korban. "Kepada keluarga dan kerabat korban luka-luka maupun meninggal dunia agar tetap sabar dan kuat," ujar dia.
Bupati-Wali Kota Biayai Pengobatan

Setelah melihat proses evakuasi korban longsor PETI Desa Bakan, Rabu malam, Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow bersama Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara dan Wawali Nayodo Koerniawan mengunjungi RSUD Popundayan Kotamobagu.

Yasti bersama Tatong turut melihat satu persatu beberapa korban yang selamat. Yasti menyampaikan keprihatinan dan rasa empati terhadap para korban yang terkena musibah baik yang dirawat bahkan para korban yang meninggal dunia.

"Selaku Pemerintah Kabupaten Bolmong dan pribadi menyampaikan duka cita mendalam atas para korban yang meninggal," ujar Yasti didampingi Tatong.

Bupati mengatakan, tim evakuasi memprioritaskan untuk korban yang masih hidup dan meninggal dunia di lokasi PETI.

Ia bersama Tatong juga akan memperhatikan para korban terutama biaya pengobatan akan dibantu Pemkab Bolmong dan Pemkot Kotamobagu.

Sementara data korban yang meninggal dunia sudah 8 orang dan 19 orang lainnya masih hidup baik yang masih dirawat ataupun sudah berada di rumah masing-masing.
Menurut Bupati, memang proses evakuasi agak sedikit mengalami kendala, selain karena tingkat kemiringan tanah yang mencapai 90 persen juga disebabkan kondisi tanah labil karena musim penghujan.

"Kami meminta masyarakat untuk dapat bersabar dan percayakan proses evakuasi kepada tim yang ada, semoga penambang yang masih terjebak di lokasi bisa dikeluarkan dengan keadaan selamat," kata Bupati.
Menurut Yasti, memang persoalan perizinan maupun penutupan tambang tidak ada di Pemkab Bolmong melainkan kewenangan Pemprov Sulut.
Lanjut bupati, yang namanya PETI tidak bisa memperidiksikan berapa orang yang masih tertimbun.

"Tapi keterangan dari saudara-saudara yang masih hidup, datanya masih simpang siur. Ada yang mengatakan di dalam saat itu mereka ada sekitar 80 orang. Ada juga yang mengatakan di dalam mereka kurang lebi 60 orang. Saat ini korban yang meninggal ada delapan orang dan yang luka-luka ada 19 orang. Kami juga belum mengetahui data secara pasti karena itu memang PETI," ungkap bupati.
Tim yang ada, terus berupaya untuk melakukan proses evakuasi hingga malam ini. Apalagi saat ini didukung dengan cuaca yang baik.

"Jadi di lokasi itu masih full time. Kami berharap didalam masih ada korban yang masih hidup. Pokoknya proses evakuasi terus dilakukan," jelasnya.

Polres Kotamobagu bersama instansi terkait dari Pemkab Bolmong dan Pemkot Kotamobagu telah membentuk pos layanan kepada masyarakat apabila ada keluarga korban yang merasa keluarganya berada di lokasi tambang.

"Bagi keluarga yang merasa kehilangan anggota keluarga dan memang berbeda di tambang ketika longsor terjadi bisa langsung ke posko layanan di Desa Bakan blok C," ucap Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan Rabu (27/02/2019).

Jadi di Posko tersebut lengkap dengan tim dokter dan DVI juga telah disiapkan untuk identifikasi jenazah yang belum dikenali.

Kapolres menambahkan, berdasarkan informasi dari masyarakat bahwa banyak yang berbeda di lokasi tambang saat longsor terjadi.

"Informasi yang diterima ada sekitar 50 orang yang masih tertimbun longsor di tambang," ungkapnya.

Selain itu, masih terdengar suara-suara dari korban yang selamat terjebak pada puing-puing batuan dan material longsoran.

Pihak kepolisian juga nantinya akan menggunakan alat berat untuk melakukan evakuasi yang teknisnya oleh Basarnas langsung.

Sementara itu di lokasi kejadian sudah disiagakan 2 pleton Sabara, 1 Pleton Brimob, 1 Pleton TNI, beserta 1 Pleton Basarnas, dan BPBD Bolmong untuk bersatu padu melakukan evakuasi terhadap para korban yang masih hidup ataupun yang sudah meninggal dunia. (ryo/kel/dik)

 Artikel ini telah tayang di tribunmanado.co.id dengan judul Masih Terdengar Teriakan Minta Tolong dari Lubang Tambang Emas Bakan,

Sumber: Tribun Manado
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas