Sedotan dari Bambu Buatan Joko Prayitno Diminati Pasar Mancanegara, Ini Kendalanya
Pengusaha asal Ngringo Jaten Karanganyar, Joko Prayitno yang akrab disapa Yitno berhasil merambah pasar lokal hingga mancanegara.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, KARANGANYAR - Pengusaha asal Ngringo Jaten Karanganyar, Joko Prayitno yang akrab disapa Yitno berhasil merambah pasar lokal hingga mancanegara.
Saat Tribunjateng.com menyambanginya di sebuah ruko yang terletak di Jalan Nusa Indah 5A Perumnas Palur Ngringo Jaten Karanganyar, tampak para pengrajin sedang sibuk mempaking sedotan ramah lingkungan berbahan dari bambu wuluh itu.
Di bantuan dua anak, istrinya dan dua pengrajin, Yitno kini berhasil memasarkan sedotan bambu di kota-kota besar yang ada di Indonesia seperti Bandung, Jakarta, Bali hingga Korea Selatan, Jepang, dan Australia.
Laki-laki yang awalnya menjadi pengusaha mainan, seperti terompet dan peluit itu mengaku, bahannya yang ramah lingkungan menjadi alasan ia menggeluti bisnis ini. Selain itu dengan berbarengan gencarnya kampanye anti plastik membuat bisnis ini semakin banyak diminati masyarakat.
"Sedotan ini menggunakan bahan (bambu) yang alami dan natural. Limbahnya bisa terurai, jadi tidak membahayakan lingkungan dan sehat," terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (4/3/2019) siang.
Sedotan bambu miliknya mempunyai tiga ukuran, dari yang kecil berdiameter 0,3 cm, medium 0,4 cm dan besar 0,6 cm. Panjang dari bambu berkisar 20-22 cm.
Mengenai bahan baku, Yitno mengaku mengambil bahan baku (bambu) dari petani yang ada di sekitar Jawa, antara lain Kediri, Malang, Ponorogo, dll.
"Produksi setiap tahunnya meningkat, dulu seminggu produksi (sedotan bambu) sekitar 5.000-10 ribu, kalau sekarang sehari bisa mencapai 10-15 ribu. Peningkatannya luar biasa," terangnya
Perbijinya, Yitno menjual sedotan bambu siap pakai mulai dari harga Rp 3.000 hingga Rp 10 ribu. "Tergantung ukurannya, semakin kecil ukurannya semakin mahal," tuturnya.
Dalam memotong bambu sesuai ukuran, membersihkan lubang bambu lanjut mempaking, Yitno dibantu kedua anak, istri dan dua orang pengrajin.
"Omzetnya bisa mencapai sekitar Rp 30 juta. Dengan potensi yang ada, semoga dinas terkait membantu untuk pembinaan dan penanaman bambu untuk meningkatkan ekonomi bagi masyarakat pertanian," jelasnya.
Bahan baku yang terbatas karena diambil dari alam kerap membuat Yitno kewalahan menuruti permintaan pasar dari konsumen lokal dan mancanegara.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Pengusaha Sedotan Bambu Asal Karanganyar Rambah Pasar Mancanegara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.