Warga di Banjarnegara Ketakutan, Air Selokan Tiba-tiba Hilang dan Lumpur Misterius di Kampungnya
Petugas dan relawan melanjutkan pembongkaran rumah terdampak langsung pergerakan tanah di grumbul Kalientok Desa Kebutuhjurang Kecamatan Pagedongan
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Petugas dan relawan melanjutkan pembongkaran rumah terdampak langsung pergerakan tanah di grumbul Kalientok Desa Kebutuhjurang Kecamatan Pagedongan Banjarnegara.
Setidaknya 13 dari 15 rumah terdampak sudah dibongkar.
Kepala Desa Kebutuhjurang, Sujarwo mengatakan, kondisi rumah terdampak amat memprihatinkan.
Pergerakan tanah membuat sejumlah bangunan milik warga retak-retak nyaris roboh.
Pembongkaran rumah tersebut sesuai petunjuk Badan Geologi yang sempat mengkaji kondisi pergerakan tanah di wilayah pemukiman itu.
Hasil kajian menyimpulkan lahan pemukiman tersebut tak layak dihuni karena berisiko longsor.
"Pola retakan sudah membentuk tapal kuda," katanya, Selasa (5/3/2019).
Pembongkaran rumah-rumah terdampak itu untuk mengurangi risiko bencana, baik korban jiwa maupun harta benda.
Langkah itu sekaligus untuk menyelamatkan isi rumah dan material bangunan yang masih bisa dimanfaatkan.
Dampak pergerakan dinilai Jarwo semakin parah.
Selain rekomendasi Badan Geologi, warga telah melihat tanda bahaya itu melalui fenomena alam di lahan terdampak.
Warga menyaksikan air hujan yang mengalir melalui saluran atau selokan mendadak lenyap terserap tanah.
Padahal, normalnya, debit air saat hujan akan meningkat dan mengalir mengikuti arah sungai.
Yang lebih mengerikan, warga sempat mencoba mengukur kedalaman lubang retakan di dalam rumah terdampak menggunakan galah bambu.