Tak Pernah Mengeluh, Atlet Timnas Baseball Indonesia Meninggal karena Gagal Ginjal
Dulrahman (60) dan Suriyah (56) tak hentinya mengusap air mata saat tahlil dibacakan.
Editor: Sugiyarto
![Tak Pernah Mengeluh, Atlet Timnas Baseball Indonesia Meninggal karena Gagal Ginjal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/suwondo-keluarga-almarhum-ramon-setyono.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, PEMALANG - Dulrahman (60) dan Suriyah (56) tak hentinya mengusap air mata saat tahlil dibacakan.
Kedua mata mereka terus berkaca-kaca walaupun Menteri Pemuda Olahraga (Menpora) RI Imam Nahrawi mengabarkan tentang kondisi anak sulungnya itu.
Walaupun hampir sebulan ditinggalkan anak sulungnya, kesedihan masih tampak di raut keduanya.
Anak sulung mereka adalah Ramon Setyono (31) atlet Timnas Baseball Indonesia yang berlaga dalam ajang Asian Games 2018 lalu.
Dan untuk menyalurkan hak Ramon, Menpora mengunjungi keluarganya di Desa Banglarangan Kecamatan Ampelgading Kabupaten Pemalang, Rabu (6/3/2019).
Di hadapan Menpora, Dulrahman berkisah jika anaknya sudah berlatih sejak 2009 silam.
"Ia sangat rajin berlatih dan tidak pernah meninggalkan ibadah. Ramon juga jarang sekali mengeluh," jelasnya.
Termasuk juga, lanjutnya, Ramon tak pernah mengeluh karena sakit. Namun secara mendadak dia --Ramon-- minta diantar ke rumah sakit.
"Usai berlaga di Asian games Ramon minta dibawa ke rumah sakit dan saat itu ia dirawat di RS Roemani Kota Semarang," tuturnya.
Namun karena jauh dari keluarga dikatakan Dulrahman, Ramon dibawa ke RS Prima Medika Pemalang.
"Di RS Prima Medika sempat dirawat selama tiga hari dan akhirnya meninggalkan kami pada 19 Februari 2019. Dia diagnosis dokter, gagal ginjal," imbuhnya.
Tak hanya sang ayah, Suwondo (53) paman Ramon juga terpukul kepergian keponakannya.
"Padahal ponakan saya akan membela Pemprov Lampung pada PON 2020 mendatang dan diproyeksikan mengikuti Asian Cup serta SEA Games 2019," imbuhnya.
Ia menambahkan, almarhum jarang sekali mengeluh sakit dan apapun dilakukan secara mandiri.
"Pernah saya tanya kenapa tidak pernah cerita susahnya jadi atlet dan hidup di Kota Semarang menjadi pengajar Non ASN, ia hanya menjawab tak mau merepotkan orang lain, kalau susah sedihnya diceritakan," tambahnya. (Budi Susanto)