Pencarian Korban Longsor di Tambang Bakan Dihentikan: 23 Tewas, 18 Selamat, 5 Tak Teridentifikasi
Jumlah total penambang yang dievakuasi keluar dari reruntuhan longsoran yakni 23 meninggal dunia, 18 selamat, dan lima tidak teridentifikasi.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Basarnas telah menghentikan proses pencarian korban longsor di tambang Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow ( Bolmong) pada Kamis (7/3/2019) siang.
"Ini sudah hari ke-10 operasi SAR gabungan dilaksanakan. Kita sudah menuntaskan semua pekerjaan kita. Berdasarkan berbagai pertimbangan kita hentikan," ujar Direktur Operasi Basarnas, Brigjen TNI Mar Budi Purnama.
Setelah operasi SAR gabungan ditutup akan dilanjutkan dengan proses rehabilitasi.
"Operasi rehabilitasi oleh kantor SAR Manado bersama institusi lainnya. Mudah-mudahan keluarga korban menerima usaha yang telah kita lakukan," ujar dia.
Budi Purnama mengatakan kondisi lokasi tidak memungkinkan lagi untuk proses evakuasi dan dapat membahayakan tim evakuasi.
Budi menjelaskan longsoran mulai terjadi pada saat proses evakuasi terakhir yang dilakukan pada 6 Maret 2019 dengan jumlah 18 kantong jenazah yang berhasil dievakuasi.
Evakuasi saat itu dilaksanakan sejak pagi hari kemudian dilanjutkan sampai pada Pukul 19.00 Wita.
Saat itu longsoran bebatuan mulai terlihat.
"Reruntuhan bebatuan terjadi berulang-ulang. Sehingga kita sepakat hanya tiga jam saja bekerja sambil dinilai apakah akan berlanjut atau tidak. Namun karena longsoran bebatuan terus berjatuhan maka kita hentikan," ujar Budi.
"Goa yang kita buka telah tertimbun oleh reruntuhan sampai pada Pukul 05.00 Wita. Saat itu kita memang sudah tidak bisa melanjutkan proses evakuasi," tambahnya.
Budi Purnama kemudian menjelaskan proses evakuasi sejak hari pertama pasca longsor tambang di Bakan terjadi.
Baca: Jalan Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Sepanjang 140 Km akan Tersambung Sampai ke Palembang
Pada 26 sampai 27 Februari 2019 tim melaksanakan evakuasi secara manual dengan hasil 18 orang selamat dan sembilan meninggal dunia.
Kemudian dilakukan assesmen pada 1 sampai 3 Maret untuk membuka jalur masuk menggunakan alat berat.
"Proses itu berlangsung selama tiga hari. Kemudian pada tanggal 4 sebelum kita membuka akses, kita menggunakan alat rescue radar (mendeteksi detak jantung di dalam lubang). Proses evakuasi kemudian dilaksanakan sampai dengan 7 Maret. Kita mampu mengevakuasi 18 kantong jenazah," ujar dia.