Dulu Dipandang Sebelah Mata, Kini Kayu Pohon Karet Jadi Produk Unggulan di Tempat Mewah
Siapa sangka, ternyata ada kisah di balik cerita pohon karet tidak produktif yang sebelumnya hanya masuk tungku api.
Editor: Rekarinta Vintoko
TRIBUNNEWS.COM - Derajat kayu pohon karet terangkat dalam beberapa tahun ini.
Siapa sangka, ternyata ada kisah di balik cerita pohon karet tidak produktif yang sebelumnya hanya masuk tungku api untuk memasak menjadi bahan untuk furniture berkualitas.
Tidak tanggung-tanggung, banyak hotel, perkantoran hingga rumah-rumah mewah 'menggandrungi' kualitas pohon karet yang sebelumnya dipandang sebelah mata.
Ya, dia adalah PT Sumber Graha Sejahtera atau Sampoerna Kayoe yang merupakan industri besar pengolahan kayu dengan karyanya tersebar di 35 negera berupa plywood, laminated veneer lumber (LVL), decking dan door (pintu).
Baca: Perang Dagang AS-China Jadi Berkah bagi Sampoerna Kayoe, Permintaan Barang ke Luar Negeri Meningkat
Head Plantation PT Sumber Graha Sejahtera atau Sampoerna Kayoe, Muhammad Mathori menceritakan, asal usul kayu derajat kayu karet menjadi primadona diawali oleh kreasi dan riset mendalam di dalam perusahaan.
"Kita (Sampoerna Kayoe) yang mengawali," ungkap dia saat Gathering Pemasok Andalan yang digelar Sampoerna Kayoe di Harris Hotel & Conventions Solo, Minggu (10/3/2019).
Menurut dia, kayu pohon karet yang tidak lagi bisa memproduksi cairan karet atau sudah tua, biasanya hanya masuk ke tungku api untuk memasak oleh masyarakat.
"Kemudian kita kenalkan dan buat kreasi di antaranya decking (lantai)," jelasnya.
"Ternyata hasilnya diminati pelanggan, karena kuat dan tahan lama dibandingkan kayu lainnya," tuturnya menegaskan.
Baca: Tahun 2019, Sampoerna Kayoe Targetkan Sebar 3 Juta Bibit Pohon di Penjuru Indonesia
Bahkan, hingga saat ini pihaknya pun kewalahan memenuhi permintaan pasar baik dalam maupun luar negeri karena kesulitan mencari bahan baku kayu pohon karet yang tak produktif.
"Beda seperti sengon yang ada di mana-mana dan mudah mencarinya," aku dia.
"Kita jujur mengaku kelabakan, karena hasilnya bagus saat banyak yang minta dari kayu pohon karet," jelasnya.
Bahkan dengan itu, Sampoerna Kayoe berhasil menjadi perusahaan pertama di dunia yang memperoleh sertifikasi FSC (Forest Stewardship Council) atas inovasinya mengembangkan kayu pohon karet tebangan.
"Karena biasanya untuk dibakar, saat ini jadi bahan baku produksi yang berkualitas dan banyak yang ikut memakainya," tuturnya.
Head Of Corporate Log Procurement PT Sumber Graha Sejahtera atau Sampoerna Kayoe, Tio I Huat menambahkan, selama ini pihaknya tidak hanya menggarap sektor rumahan baik di dalam maupun luar negeri di 35 negara seperti Amerika Serikat (AS).
Tetapi perusahaan atau industri estetika baik itu hotel hingga tempat-tempat mewah lainnya.
"Kalau tahu, di kolam renang hotel-hotel mewah, itu yang buat kita," ungkapnya.
"Ya dengan kayu yang bisa tahan sangat lama," terang dia menekankan. (Tribunsolo.com/Asep Abdullah Rowi)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.