6 Fakta Nasabah BRI Mojokerto Kehilangan Uang Rp 65 Juta di Tabungan, Hidup Sebatang Kara
Suhartoyo, seorang nasabah BRI di Mojokerto mengaku mengalami penipuan dengan jumlah kerugian Rp 65 juta, Jumat (18/1/2019) lalu.
Editor: Sugiyarto
Tak kunjung mendapat kiriman pulsa yang dijanjikan penelpon, Suhartoyo pun curiga. Dia kemudian menanyakan perihal bonus pulsa ke Agen BRI Ngepung, Berat Wetan.
3. Sadar ketika datangi BRI
Suhartoyo kemudian mendatangi kantor BRI Ngepung, Berat Wetan untuk mengonfirmasi kebenaran promo yang ia dapat.
"Pihak Agen menjelaskan BRI tudak menginformasikan bonus melalui telpon atau sms. Kalau nasabah mendapat bonus pihak BRI langsung datang ke rumah nasabah. Pihak agen pun curiga, kalau saya menjadi korban penipuan. Pihak agen pun meminta saya untuk mengambil kartu ATM dan buku tabungan," paparnya.
Setelah itu, pihak Agen membantu Suhartoyo untuk mengecek saldonya. Suhartoyo pun terkejut mendapati saldonya tinggal Rp 2.071.187. Padahal, sebelumnya saldo Suhartoyo sebesar Rp 67.071.187.
"Padahal saya baru nabung sekitar dua bulan sebelum penipuan. Saya menjual tiga ekor sapi saya. hasil dari penjualan itu yang saya simpan atau tabung ke Bank BRI," terangnya.
Pihak Agen menyarankan Suhartoyo untuk mencetak rekening koran ke BRI Kantor Cabang Unit Majapahit, Kota Mojokerto pada Sabtu (19/1). Dari rekening koran terbukti jika tabungan Suhartoyo terkuras Rp 65.000.000.
Di rekening koran ada penarikan sebanyak empat kali. Yang pertama penarikannya Rp 10.000.000, yang ke dua penarikannya Rp 40.000.000, yang ke tiga penarikannya Rp 10.000.000, dan yang terkahir penarikannya Rp 5.000.000. Jangka waktu penarikan kurang dari 10 menit," sebut Suhartoyo.
Di dalam rekening koran juga diketahui ada dua nama di balik penarikan saldo tabungan. Nama itu yakni Yuli dan Nurfitria. Tak hanya itu, di depan bukti uraian transaksi tertera BRIVA (BRI Virtual Account) disambung dengan nomer kode.
"Saya tak mengenal nama-nama itu. Keluarga saya juga tidak ada yang namanya Yuli dan Nurfitria. Saya juga tidak tahu kenapa saldo saya bisa berkurang, pihak BRI pun juga begitu. Waktu telepon saya juga tak menyebutkan password kartu ATM saya. Saya pun tak tahu password saya. Saya penah mengambil tabungan sebesar Rp 5.500.000 untuk berobat, itu pun dibantu keluarga saya. Dan mengambilnya secara manual lewat teller tidak di ATM," ungkapnya.
4. Tindakan yang diambil pihak BRI
Selanjutnya, pihak BRI kata Suhartoyo, akan mengusut kasus penipuan ini. Suhartoyo dijanjikan 20 hari akan mendapat kabar dari pihak BRI Kantor Cabang Unit Majapahit mengenai kasus yang menimpanya.
"Namun 20 hari berselang tak ada kabar dari pihak BRI. Saya kemudian kembali lagi ke kantor BRI di Majapahit menanyakan perkembangan kasus ini. Tetapi pihak BRI mengatakan masih dalam proses. Hampir satu bulan ini tidak ada kabar lagi. Saya sudah tiga kali ke sana menanyakan perkembangan masalah ini. Saya bertanya ke pihak BRI apakah saya harus lapor polisi? Mereka menjawab tidak perlu," urainya.
5. Kerugian yang dialami Suhartoyo
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.