Viral Ceramah Bernuansa Kampanye Hitam di Banyuwangi, Dua Orang Ditangkap Polisi
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur ikut memantau perkembangan kasus Ustaz Supriyanto di Banyuwangi.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur ikut memantau perkembangan kasus Ustaz Supriyanto di Banyuwangi.
Komisioner Bawaslu Jatim, Aang Kunaifi mengatakan bahwa kasus ini telah masuk dalam ranah Penegakkan Hukum Terpadu (Gakkumdu) yang melibatkan jajaran Bawaslu, Kepolisian, dan Kejaksaan.
”Saat ini sudah ditangani pihak Bawaslu Banyuwangi dan pihak kepolisian. Sekarang tinggal keputusan Gakumdu. Itu yang masih proses,” kata Aang kepada Surya.co.id, Kamis (14/3/2019).
Aang menambahkan, bahwa kasus ini berpotensi masuk dalam kasus pidana. ”Kalau sudah masuk Gakkumdu, maka ini sudah masuk dugaan pidana pemilu,” katanya.
Namun, Aang belum mau menduga bentuk pelanggaran yang dilakukan tersebut. ”Saat ini kan masih dalam proses. Semua dilakukan di (Bawaslu) Banyuwangi,” jelasnya.
Meskipun demikian, Bawaslu Provinsi jatim terus memantau perkembangan kasus ini. ”Kami sekadar memberikan arahan. Misalnya, perihal apa yang harus dilengkapi, dan sebagainya,” katanya.
Aang mengungkapkan bahwa sejauh ini pihaknya belum menerima kasus serupa di daerah lain. ”Sampai sekarang, masih belum ada. Cuma di Banyuwangi,” pungkasnya.
Untuk diketahui, sebuah video diduga kampanye hitam beredar di media sosial.
Video tersebut berisi ujaran seorang pria yang disebut sebagai ustaz menyampaikan kampanye hitam yang ditujukan kepada kubu Jokowi-Ma'ruf.
"Pelegalan perzinaan, kalo sampe lolos hancur negeri kita. Ini sudah digodok, kalo sampe pemerintah melegalkan undang-undang perzinaan, hancur Indonesia," ujar pria berbaju putih dalam video yang beredar.
Dalam menyampaikan ujarannya, pria tersebut didampingi oleh seseorang pria lain yang tampak hanya terdiam.
Dalam ujaranya, pria tersebut juga mengajak warga untuk memilih pasangan calon presiden nomor urut 02.
Terkait kampanye hitam tersebut, polisi telah mengamankan dua orang pria yang terekam dalam video tersebut.
Belakangan, dua pria tersebut diketahui bernama Supriyanto dan Imam.
Dalam ceramah itu, Supriyanto yang diketahui sebagai takmir masjid setempat menggunakan referensi pernyataan anggota DPR RI Komisi VIII dari Partai Keadilan Sejahtera ( PKS), Jazuli Juwaini dan Hidayat Nur Wahid, serta rekaman video Tengku Zulkarnaen dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).