Banjir Bandang Sentani, BNPB: 4.150 Orang Mengungsi
Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan terdapat 4.150 pengungsi akibat bencana banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua
Penulis: Gita Irawan
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan terdapat 4.150 pengungsi akibat bencana banjir bandang di Sentani, Jayapura, Papua.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, pengungsi tersebut saat ini tersebar di enam titik.
Baca: UPDATE : Banjir Bandang Sentani 16.00 WIB, BNPB Korban Meninggal 58 Orang dan Luka-Luka 74 Orang
"Jumlah pengungsi 4.150 orang pengungsi di enam titik pengungsian yakni, 1.450 di Komplek Perumahan Gajah Mada Sentani, 1.000 orang di rumah Dinas Bupati Jayapura, 600 orang di Komplek BTN Bintang Timur Sentani, 700 orang di Sekolah HIS Sentani, 200 orang di Kantor Bupati Jayapura, dan 200 orang di Doyo," katanya saat konferensi pers terkait penanganan bencana banjir bandang di Sentani Jayapura H+1 di Graha BNPB Jakarta Timur pada Minggu (17/3/2019) pukul 16.00 WIB.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah pengungsi tersebut fluktuatif.
"Itu karena ada yang kembali ke rumah untuk melakukan perbaikan. Karena banjir sebagian besar sudah surut," kata Sutopo.
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, saat ini fokus utama penanganan bencana di sana adalah evakuasi pencarian dan penyelamatan korban yang dilakukan oleh tim SAR gabungan baik oleh BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, SKPD di sana, dan relawan.
"Evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban masih dilakukan di daerah terdampak. Posko didirikan untuk memudahkan koordinasi. Sebagian bantuan disalurkan kepada masyarakat terdampak," kata Sutopo Purwo Nugroho.
Ia mengatakan, masa tanggap darurat pertama ini ditetapkan selama 14 hari terhitung mulai hari ini, Minggu (17/3/2019).
Ia mengatakan, BNPB akan mendampingi Pemda khususnya BPBD Jayapura untuk aktifasi posko.
BNPB juga meminta Kepala Daerah segera menetapkan masa berlaku status tanggap darurat, menetapkan organisasi tanggap darurat sehingga koordinasi antara Kementerian Lembaga, SKPD, relawan, NGO dan sebagainya dapat ditangani lebih baik.
"Kebutuhan mendesak yang saat ini diperlukan adalah makanan siap saji, selimut, air bersih, obat-obatan, pakaian, terpal, peralatan memasak, dan alat berat," kata Sutopo.
Ia mengatakan, tenaga medis baik dokter maupun perawat di wilayah Papua khususnya di Kabupaten dan Kota Jayapura mencukupi sehingga tidak perlu dikerahkan dari luar wilayah.
Baca: Detik-detik Evakuasi Bayi Berusia 5 Bulan yang Terjepit Reruntuhan Akibat Banjir Bandang di Sentani
"BPBD tetangga yang ada di sekitar Papua untuk segera dikerahkan membantu penanganan darurat BPBD Kabupaten dan Kota Jayapura," kata Sutopo.
Banjir bandang yang melanda sembilan kelurahanan di Kecamatan Sentani Kabupaten Jayapura Provinsi Papua terjadi pada Sabtu (16/3/2019) pukul 21.30 WIT.