Light It Up Blue! Cara Unik Masyarakat Bogor Rayakan Hari Autis Sedunia
Kalau tidak ada halangan apapun, hari Minggu Sore tanggal 31 Maret 2019, pilar-pilar di Lawang Salapan akan disinari lampu-lampu sorot berwarna biru
Editor: Content Writer
Banyak salah persepsi dan pengertian menyebabkan anak-anak tersebut sering mendapatkan stigma buruk yang tentu tidak menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan anak-anak berkebutuhan khusus.
Padahal seperti yang dikatakan Walikota Bogor, Bima Arya, anak-anak berkebutuhan khusus sesungguhnya adalah anak-anak istimewa dan karena itu mereka membutuhkan perhatian dan dukungan semua pihak.
“Terkadang banyak yang belum paham untuk menyayangi dan mengasihi anak-anak istimewa ini. Pemerintah pun masih mempunyai keterbatasan untuk melayani mereka,” katanya.
Apa yang dilakukan KOMPAKK beserta semua pihak yang sudah peduli terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, sejatinya adalah ikhtiar mulia untuk menemani anak-anak berkebutuhan khusus memasuki kehidupan bermasyarakat.
Tentu dengan sikap dan perilaku masyarakat yang sudah paham, bahwa sesungguhnya anak-anak berkebutuhan khusus adalah anak istimewa. Mereka bisa berkarya dan berbuat untuk memberikan kemanfaatan bagi kehidupan dirinya dan juga orang lain.
Mereka, 6 Emak Emak Hebat
KOMPAKK sejatinya hidup karena 6 orang ibu yang menggerakkannya. Mereka adalah para orangtua pemilik anak berkebutuhan khusus di Bogor yang telah berpengalaman banyak menangani anak-anak berkebutuhan khusus. Atas dasar kesadaran dan keinginan membantu para orangtua lain yang memiliki takdir yang sama maka berdirilah Komunitas Peduli Anak Berkebutuhan KHusus.
Sejak berdiri tahun 2015, kini mereka mencatat anggotanya sekitar 110 orang. “Mereka bukan hanya orang Bogor tetapi juga ada yang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi,” jelas Ade. Hubungan terpelihra dan komunikasi terjalin diantara mereka melalui WA Grup dan berbagai aktivitas yang mereka selenggarakan.
Sudah banyak aktivitas yang mereka selanggarakan. Terutama kegiatan yang bersifat edukatif. Diantaranya seperti konsultasi gratis tentang penanganan anak berkebutuhan khusus. “Untuk kegiatan ini kami bekerjasama dengan para terapis,fisioterapy, dokter rehabilitasi medik, psikolog, praktisi pendidik anak berkebutuhan khusus dan tuntunya para orangtua yang mau sharing pengalaman,” papar Ade.
Bahkan mereka juga pernah mengedukasi para Satpam, agar lebih paham dan bisa menghadapi serta menyikapi dengan benar anak-anak berkebutuhan khusus. Juga telah mereka terbitkan sebuah buku yang berisi tentang kisah-kisah inspiratif dari para orangtua anak berkebutuhan khusus. Semua itu dilakukan, agar anak-anak berkebutuhan khusus bisa diterima dan disikapi secara tepat oleh warga masyarakat.
Mereka akan terus berjuang mengasuh, mendidik dan mendampingi anak-anak mereka dan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya agar mampu menjalani kehidupan bermasyarakat. Mereka terus berjuang untuk mewujudkan dan membuktikan keistimewaan yang dimiliki oleh setiap anak special needs. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.