Perjuangan Mohamad Hikmat, Tuna Daksa yang Lolos CPNS Pemprov Jateng
Kedua kakinya tak ada. Untuk berjalan, lelaki kelahiran Sukabumi 16 Mei 1993 ini harus menumpangkan tubuhnya ke atas skate board
Editor: Sugiyarto
Baginya, pengalaman menjadi tenaga pengajar di SLB Ajiterep Cimahi, SLB Adzkia, SLB Budi Nurani, SLB Bakti Pertiwi dan tenaga lepas di kantor BPJS membuat pengalamannya bertambah.
Diakuinya, pada 2012, untuk mencari pekerjaan ia rasakan sangat susah.
Keputusan kuliah pun ia lakukan agar mendapat kompetensi yang mumpuni.
Semakin kesini, pemerintah pun mengeluarkan peraturan jika setiap instansi wajib membuka peluang satu persen dari jumlah yang dibutuhkan untuk disabilitas.
Aksesbilitas kaum difabel pun dibangun. Alhasil, kesempatan pun makin terbuka lebar.
Hikmat mengatakan, kompetensi teman-temannya sesuai bidangnya masing-masing juga harus dikuasai. Karena, instansi pemerintah dan swasta sudah terbuka.
"Tentu saya berharap, nanti bisa bekerja, menjaga integritas, nama baik, tidak korupsi, jujur, agar mendapat keberkahan. Selain itu, bisa memotivasi orang lain, untuk tergerak lebih maju," katanya.
Gubernur Ganjar Pranowo menjelaskan, pihaknya sudah sering meminta seluruh gedung perkantoran dan pelayanan publik harus ramah difabel, termasuk pedestrian.
Kalangan difabel pun juga dilibatkan dalam proses pembangunan. Misalnya dalam Musrenbangwil Jateng di beberapa wilayah akhir-akhir ini.
"Bantuan pelatihan maupun sarana dan prasarana juga kami berikan," tandasnya.
Saat memberikan SK kepada Hikmat, Ganjar juga berpesan untuk memiliki semangat dan pantang mundur, menjaga integritas dan tetep mboten korupsi dan mboten ngapusi. (afn)