Udang di Tambak Petani Tanahlaut Mati Mendadak
Terkait adanya pencemaran air, Makmur mengatakan tak berani menyebut matinya udang akibat pencemaran air
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Banjarmasin Post Milna Sari
TRIBUNNEWS.COM, PELAIHARI - Petani tambak udang di Desa Kintap Muara, Kabupaten Tanahlaut kembali mengeluh.
Pasalnya berton-ton udang di tambak mereka mati mendadak.
Petani tambak sekaligus pengumpul udang, Makmur mengatakan, hasil udang tahun ini sangat minim, bahkan berton-ton udangnya juga mati.
"Ada yang satu hektare lahan tambak saya hancur semua, tidak bisa dipanen, tidak tahu juga kenapa, kami sebenarnya mau tahu penyebabnya apa," jelasnya, Jumat (29/3/2019).
Makmur sendiri memiliki lahan tambak sebanyak 15 hektare di Muara Kintap.
Padahal ujar Makmur jika hasil panen bagus satu hektare lahan tambak bisa menghasilkan satu kwintal udang.
Terkait adanya pencemaran air, Makmur mengatakan tak berani menyebut matinya udang akibat pencemaran air.
Baca: Kementerian Pertanian Bangun Lima Gudang Bawang Merah di Brebes untuk Menyerap Saat Panen Raya
Ia justru mengatakan hanya ingin tahu penyebab udang mati sehingga panen gagal.
Tak berbeda dengan Makmur, petambak udang Muara Kintap lainnya H Junaidi mengatakan hasil tambak udang miliknya kini juga menurun.
Jika biasanya hasil panen mencapai empat ton kini turun.
"Kalau pengumpul itu susah sekali dapat lebih dari satu ton dari petambak, maksimal sekali satu ton sekali mengumpulkan udang warga di RT 8 dan RT 9 ini,"sebutnya.
Kejadian ini sebutnya sudah terjadi beberapa tahun ini.
Diduga matinya udang petambak karena limbah tambang batubara dari hilir yang mencemari air tambak warga.
"Sekarang panen satu hektare bisa satu sampai tujuh kilo saja," sebutnya kepada Banjarmasinpost.co.id.
Sementara Kadis Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tanahlaut, Riza mengatakan kasus hasil tambak udang yang banyak mati sudah diselesaikan bersama difasilitasi pihaknya.