Di Lamongan, Para Mantan Terpidana Teroris Deklarasi Dukung Pemilu 2019 Damai
Ali Fauzi, mantan Instruktur perakitan bom menilai kondisi menjelang Pemilu tahun ini adalah yang terpanas.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN - Silaturahim Tim Mabes Polri bersama Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP), wadah puluhan mantan kombatan dan napiter di gedung pendidikan YLP berlangsung khidmat, Senin (01/03/2019).
Sekitar 50 anggota keluarga mantan napiter, termasuk anak - anak mereka diajak datang dalam silaturahim.
Bahkan sebelum acara digelar, empat di antaranya para mantan napiter bergegas mengibarkan Bendera Merah Putih di pelataran gedung pendidikan.
Acara di dalam gedung pendidikan yang dua tahun lalu dibangun juga diawali dengan nyanyian lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Lagu kebangsaan dilatunkan para napiter dan anggota keluarga yang ikut dalam acara tersebut, setelah pembacaan ayat suci Al-quran.
Tim Mabes Polri dipimpin oleh Kanit 3.1 Dit Kamneg Baintelkam Polri, AKBP Syuhaimi.
Sebelum Syuhaimi, Direktur YLP, Ali Fauzi yang juga mantan pentolan Jamaah Islamiyah (JI) dan kombatan dalam sambutannya mengatakan anggota YLP sudah seharusnya diberitakan positif, meski sebelumnya punya rekam jejak yang kurang baik.
"Kini saatnya membangun sinergitas bersama," katanya.
Ali Fauzi, mantan Instruktur perakitan bom menilai kondisi menjelang Pemilu tahun ini adalah yang terpanas.
Diakui semenjak ia tahu Pemilu, tahun ini adalah masa Pemilu yang terpanas. Makanya ia minta anggota YLP untuk tidak menjadi detonator.
"Jangan menjadi detonatir, atau pemantik konflik," pintanya di depan para mantan napiter.
Ali Fauzi mengajak anggota YLP untuk tidak memanas manasi keadaan, jangan menyiramkan bensin.
Ajakan Ali Fauzi itu didasari sejarah masa lalu yang kalau ada kerusuhan malah senang.
Saat ini sebaliknya bagaimana menciptakan suasana yang menyejukkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.