Jokowi Tidak Ingin Indonesia Dilanda Perang seperti Afghanistan Gara-gara Masalah Politik
Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya menjada kesatuan dan persatuan berbangsa dan bertanah air.
Editor: Fachri Sakti Nugroho
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Agil Tri
TRIBUNNEWS.COM, SUKOHARJO - Pesta Demokrasi di Indonesia tinggal menghitung hari.
Dengan adanya beragam pilihan dan rasa fanatisme kepada salah satu peserta pemilu, sering kali terjadi pertikaian atau kebencian antara simpatisan satu dengan lainnya.
Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo kembali mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya menjada kesatuan dan persatuan berbangsa dan bertanah air.
Saat memberi sambutan pada peringatan Isra Mi'raj di Gor Pandawa Solo Baru, Rabu (3/3/2019), Jokowi tidak ingin Indonesia seperti Afganistan.
"Negara kita masyarakatnya majemuk, berbeda-beda terdiri dari berbagai agama, suku, bahasa, dan budaya," katanya saat sambutan.
Dia menambahkan sebanyak 290 juta penduduk Indonesia hidup di 17 ribu pulau, yang paling banyak di Pulau Jawa dengan 149 juta, padahal masih banyak pulau lainnya.
Selain itu ada 714 suku, dan lebih dari 1.100 bahasa daerah yang di miliki Bangsa Indonesia, sehingga Indonesia kaya akan nilai budaya.
"Biasanya perbedaan muncul karena urusan politik, seperti pilihan Presiden, Gubernur, atau Bupati."
"Saya ingin mengingatkan jangan sampai peristiwa politik, kita jadi lupa kalau kita saudara sebangsa setanah air, kita lupa menjaga ukhuwah kita, ukhuwah Islamiah kita, ukhuwah Wathaniah kita," katanya.