Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

'15 Orang yang Sudah Meninggal Dapat Formulir C6, Kita yang Masih Hidup Belum Dikasih'

Di Lorong Jambu Kuto ada sekitar 15 warga yang telah meninggal dunia masih mendapatkan formulir C6 untuk datang ke TPS.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in '15 Orang yang Sudah Meninggal Dapat Formulir C6, Kita yang Masih Hidup Belum Dikasih'
Sriwijaya Post
Dua hari menjelang Pemilu masih banyak warga galau lantaran belum mendapatkan formulir C6 yang selama ini dianggap sebagai undangan untuk mencoblos ke TPS. 

TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Dua hari menjelang Pemilu masih banyak warga galau lantaran belum mendapatkan formulir C6 yang selama ini dianggap sebagai undangan untuk mencoblos ke TPS.

"Sampai sekarang kami belum dapat undangan C6. Biasanya kayak Pilkada kemarin itu dikasih. Kalau untuk siraman di sini terang-terangan. Rata-rata 200 ribu per KK. Sempet saya tanya bawa bungkusan apa itu. Katanya duit untuk ngasih warga yang mau nyoblos Caleg mereka. Eh rumah aku dilewatinya," kata Aan (nama samaran), warga Sukawinatan, Senin (15/4/2019).

Hal senada juga dikatakan Jujun (nama samaran) warga Gandus yang mengaku masih adanya terang-terangan Timses Caleg membagi-bagikan uang untuk warga agar mau mencoblos.

"Sudah banyak yang bergerak Timses menyebarkan bingkisan uang untuk warga agar mencoblos Calegnya. Kami sendiri sampe sekarang belum dapat undangan C6," kata Jujun.

Bahkan di Lorong Jambu Kuto ada sekitar 15 warga yang telah meninggal dunia masih mendapatkan formulir C6 untuk datang ke TPS.

"Di Lorong Jambu Kuto orangnya sudah meninggal, masih mau dikasih C6. Kita yang masih hidup sampe sekarang belum dikasih C6. Bingung kita apa bisa nyoblos apa tidak," kata Dedi.

Menanggapi hal ini, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palembang H Eftiyani SH menyatakan akan memerintahkan petugasnya untuk mengecek ke lapangan.

Berita Rekomendasi

"Nanti dicek dulu," kata Eftiyani.

Baca: Kisah di Balik Taruhan 1 Ha Tanah, Hendrik Pendukung Capres 01 dan Pamannya Pendukung Capres 02

Komisioner KPU Palembang Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat dan SDM DR Yetty Oktarina menyayangkan warga yang dimaksud tidak segera melapor.

"Artinya dia yang sudah meninggal masih terdaftar di DPT, tapi keluarganya tidak melapor. Kalau keluarganya melapor, tentu runutannya di Dukcapil datanya akan dihilangkan. Sementara warga yang masih hidup tapi belum mendapatkan C6, kalau dia melapor atau datang ke TPS di atas pukul 12.00 maka akan bisa mencoblos masuk dalam DPK (Daftar Pemilih Khusus)," jelas Yetty Oktarina.

Dosen Agrobisnis Pertanian Unbara ini mengaku saat ini tengah mengawasi proses sortir kekurangan dan kelebihan surat suara di Gudang Aula Dekranasda Jakabaring.

"Sekarang ini masih melakukan sortir. Ada kekurangan surat suara yang tidak banyak lagi. Di kelurahan paling satu yang kurang. Ada yang double. Mungkin ngerasa belum lantas dibuatnya lagi sehingga terpaksa kita bongkar lagi. Untuk distribusi tinggal 5 persen lagi. Yang belum itu surat suara untuk Pilpres ada beberapa. Begitu juga ada yang untuk DPRD Provinsi Dapil 2," kata alumni FP Unsri.

Baca: Kisah WNI Mencoblos di Luar Negeri: Antusiasme di Tengah Cuaca Nol Derajat hingga 13 Jam Naik Kereta

Salah Paham
Ketua KPU Sumsel Dra Kelly Mariana menjelaskan bahwa sering terjadi kesalahpahaman pemaknaan yang diakibatkan kekeliruan dalam penyebutan formulir C6.

"Nanti sebelum pemungutan suara, Bapak Ibu akan didatangi oleh petugas KPPS, akan ada sehelai surat yang diberikan kepada semua pemilih, namanya surat pemberitahuan formulir C6," ungkap Kelly Mariana.

Halaman
12
Sumber: Sriwijaya Post
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas