Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pos TNI AL di Lhokseumawe Aceh Dirusak Warga, Kapolda: Persoalan Sudah Selesai

ACEH - Detik-detik pos TNI AL dirusak oleh warga di TPI Pusong, Gampong Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh,

Editor: Sugiyarto
zoom-in Pos TNI AL di Lhokseumawe Aceh Dirusak Warga, Kapolda: Persoalan Sudah Selesai
Youtube
Detik-detik Pos TNI AL Dirusak Warga di Lhokseumawe, Aceh 

TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Detik-detik pos TNI AL dirusak oleh warga di TPI Pusong, Gampong Pusong Lama, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh.

Dilansir dari saluran youtube TV One, detik-detik pos TNI AL dirusak warga ini terjadi pada hari Rabu (17/4/2019)

Dalam video tersebut, terlihat puluhan warga berkumpul dan melakukan sejumlah aksi perusakan terhadap Pos TNI AL hingga tampak kobaran api




Dari video yang berdurasi pendek tersebut tampak situasi mencekam dan terlihat pula warga yang mengabadikan momen tersebut.

Tak berselang lama, polisi akhirnya dapat mengamankan lokasi dan membubarkan aksi perusakan warga.

Setelah massa bubar, sejumlah warga masih ada di sekitar pos dan mengamati sejumlah anggota TNI berjaga.

Dijelaskan oleh Danlanal Kolonel Laut, Muhammad Samsul Rizal, kejadian tersebut bermula dari tindakan seorang anak laki-laki yang memanjat tower radio milik TNI.

BERITA TERKAIT

"Awalnya ada anak kecil, karena di situ naik ke atas menara kemudian ditegur anggota pos, dan di sana anak kecil tidak mau, tidak mau dan lari," ungkapnya.

Tak berselang lama warga berbondong-bondong ke post TNI dan melakukan perusakan.

"Dan akhirnya masyarakat langsung menyerang ke pos itu, demikian akhirnya terjadilah ada pembakaran, kemudian perusakan kaca-kaca yang ada di pos," jelas Muhammad Samsul.

Dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Penyebab Perusakan Pos TNI AL oleh Massa di Lhokseumawe', Kapolda Aceh Irjen Pol Rio S Djambak menjelaskan penyebab perusakan Pos TNI AL Pusong oleh massa di Kota Lhokseumawe karena kesalahpahaman yang dipicu oleh emosi.

"Posnya Lanal ini adalah milik negara. Jika ada persoalan dapat dibicarakan dengan komandannya. Aceh ini sudah aman jangan dibuat tidak aman,” kata Rio dalam kunjungannya ke lokasi kejadian, Kamis (18/4/2019).

Dalam kunjungan tersebut, Kapolda yang didampingi oleh Danlanal Lhokseumawe Kolonel Laut (P) M. Sjamsul Rizal, Kapolres Lhokseumawe AKBP Ari Lasta Irawan dan juga Dandim 0103 Aceh Utara Letkol Inf Agung Sukoco serta beberapa pejabat Polda Aceh

Menurut Rio, perusakan pos TNI AL oleh massa sudah selesai antara warga dan Lanal Lhokseumawe, serta dimediasi oleh Forkopimda setempat, sehingga tidak ada lagi persoalan.

“Semalam langsung ditangani dan dilakukan suatu penyelesaian dengan dimediasi oleh Forkopimda termasuk Lanal Lhokseumawe dan persoalan selesai dan tidak ada persoalan apapun lagi,” ungkap Kapolda dikutip Antara.

Pada kesempatan itu, Kapolda juga meminta kepada insan pers agar membuat berita yang menyejukkan, bahwa tidak ada persoalan apa-apa, dan hanya kejadian insidentil dan semuanya dapat diselesaikan dengan baik-baik.

"Saya minta bantuan kepada insan pers dan juga seluruh masyarakat jangan memunculkan suatu berita yang tidak menyejukkan untuk Aceh ini, kita menjaga Aceh ini aman,” pinta Kapolda.

Rio juga meninjau TPS di sekitar pos AL yang sedang melakukan lanjutan penghitungan suara, karena sempat terhenti akibat peristiwa penyerangan pos TNI AL oleh warga.

Pada Rabu malam, sekitar pukul 22.30 WIB, bangunan pos TNI AL Pusong dirusak massa. Akibatnya, kaca jendela pecah akibat lemparan batu dan kayu.

Selain itu, terjadi pembakaran di depan pos tersebut, namun tidak sampai membakar pos

Komandan Pangkalan TNI AL Lhokseumawe Kolonel Laut (P) M Sjamsul Rizal mengatakan mengatakan, hal itu tidak ada hubungannya dengan pemilu.

Hanya saja lokasi TPS setempat berdekatan dengan pos TNI AL, sehingga berdampak pada prosesi penghitungan suara yang sedang dilakukan.

Anggota TNI Dikeroyok Simpatisan Partai Saat Lihat Kampanye

Video detik-detik seorang anggota TNI dikeroyok simpatisan partai saat melihat kampanye menjadi berita viral setelah diunggah Tribun Video (grup Surya.co.id).

Video anggota TNI dikeroyok simpatisan partai saat melihat kampanye ini awalnya diunggah oleh akun Facebook Rizka Septi Ajakh pada Minggu (8/4/2019).

Menurut keterangan, insiden tersebut terjadi di dusun Malangan, Desa Bantar Kulon Bangun Cipto, Kecamatan Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta pada Minggu (7/4/2019) pukul 17.15 WIB.

Diketahui, nama TNI tersebut adalah Setia Budi Haryanto seorang Ba TIM Intel Korem 072/PMK yang tinggal di Bangun Cipta, Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta.

Saat diserang, ia mengaku sebagai anggota TNI tapi tidak dihiruakan.

Korban lain, Janarto, juga mendapat serangan dari simpatisan yang lain.

 Mereka kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Nyi Ageng Serang.

Dikutip dari TribunWow, awalnya para simpatisan partai itu melakukan konvoi setelah kampanye di alun-alun Wates, Kulon Progo.

Setia Budi kemudian melihat konvoi bersama warga yang lain di kawasan Bantar Kulon.

Tiba-tiba ada keributan orang yang menggunakan baju merah di jembatan Bantar Kulon.

Dia kemudian merekam keributan tersebut dengan kamera dan tiba-tiba ia diserang oleh seorang simpatisan partai.

Setia harus mendapat 7 jahitan karena luka robek di bagian kepala dan luka sobek 5 cm di pergelangan tangan kiri.

Sedangkan, Janarto mengalami luka sobek di bagian kepala dan mendapat 5 jahitan dan sudah diperbolehkan pulang.

Ada 2 Korban Lagi

Informasi dikutip dari Kompas.com, Senin (8/4/2019), ada tiga orang yang mengalami peristiwa itu.

Selain anggota TNI, seorang anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) untuk Desa Sentolo bernama Janarta (46) juga menjadi korban peristiwa ini.

Dia mengalami robek pada ubun-ubun, sementara punggung hingga pinggang mengalami memar.

Satu korban lainnya yakni pemuda dusun setempat bernama Dwi alias Gareng (25). Pemuda ini juga mengalami memar akibat dipukul bambu.

"Tiga orang yang luka, selain saya ada juga seorang (warga pekerjaan) anggota TNI," kata Janarta saat ditemui di rumahnya, Senin (8/4/2019).

Kelompok massa memenuhi jalan provinsi dari Wates menuju Yogyakarta, Minggu sore.

Mereka baru saja pulang dari mengikuti kampanye akbar di alun-alun Wates.

Tak lama, terjadi kemacetan di sekitaran Dusun Malangan dan Jembatan Bantar, perbatasan Kulon Progo dengan Kabupaten Bantul. 

Pukul 17.00 WIB, Janarta memperoleh kabar kalau kemacetan terjadi akibat keributan pada sebuah rumah milik warga sebelum masuk Jembatan Bantar.

Janarta segera ke sana. Tanda pengenal anggota Bawaslu terpasang di badannya saat itu.

"Saya tiba dan melihat kalau Gareng dipukuli pakai bambu.

Dia hampir dipukul pakai kayu besar. Saya teriak saya netral, saya Panwas, tidak boleh anarkis, harus kondusif," kata Janarta mencoba melerai.

Massa tak bisa ditenangkan dan tak lama kemudian menjadi semakin beringas.

Batu beterbangan ke arah rumah milik Sukarjo, Sujono, dan Setyo Budi.

Janarta pun terkena pukulan pada pinggang, punggung dan kepala.

Ia segera keluar dari keberingasan massa, langsung menuju ke rumah sakit terdekat.

Ia bertemu dengan Setyo Budi di rumah sakit dengan luka lebih serius.

Keduanya langsung mendapat perawatan singkat. Usai perawatan itu keduanya bisa kembali ke rumah.

"Saya dibantu dan diselamatkan istri saya," kata Setyo Budi saat menceritakan bagaimana istrinya juga turut terkena aniaya karena upaya menyelamatkan dirinya.

Ia tunjukkan luka-luka di sekujur badannya.

Kepala Kepolisian Resor Kulon Progo Ajun Komisaris Besar Polisi Anggara Nasution menduga kuat pelaku aksi kekerasan ini dilakukan kelompok warga yang baru saja ikut kampanye akbar di Wates. 

Polisi segera melakukan olah tempat kejadian perkara.

Dari olah kejadian itu, didapati tidak hanya terdapat korban aniaya.

Beberapa rumah rusak, mobil dan motor juga rusak.

Polisi pun juga sudah menerima laporan dua korban aniaya ini.

Pihaknya memastikan akan mencari pelaku perusakan maupun penganiayaan itu.

"Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku," katanya. 

Informasi yang dihimpun oleh Tribun Medan, pada pukul 17.15 wib, korban dengan warga menonton kepulangan konvoi massa  di pinggir rumah korban tepatnya sebelum jembatan bantar lama.

Saat itu massa  selesai melaksanakan kampanye di Alun-alun Wates, dan tiba tiba di Jembatan Bantar, anggota TNI yang menjadi korban, Serka Setia Budi Haryanto, melihat seorang yang menggunakan baju merah terlibat keributan.

Serka Setia mengambil gambar dengan mengunakan ponsel dan korban kemudian dengan tiba-tiba di serang oleh simpatisan yang sedang ribut tersebut.

Ia telah mengatakan kalau dirinya adalah anggota TNI akan tetapi tidak diindahkan dan massa langsung menyerang Serka Setia dan Janarta yang saat itu di lokasi dengan cara memukul dengan menggunakan alat benda tumpul.

Setelah mendapat pukulan dari simpatisan Jokowi-Ma'ruf kemudian korban melarikan diri ke arah kampung dan mendapat pertolongan dari warga dan kemudian di bawa ke Rumah sakit Nyi Ageng Serang. 

*Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Penyebab Perusakan Pos TNI AL oleh Massa di Lhokseumawe"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas