Dinsos Bandung Barat akan Periksa Kejiwaan Abah Aman yang 3 Tahun Tinggal di Semak-semak
Abah Aman harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan terkait kondisinya termasuk kejiwaannya.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Nandri Prilatama
TRIBUNNEWS.COM, NGAMPRAH - Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial pada Dinas Sosial Bandung Barat, Sumarman memberikan tanggapan terkait keberadaan Abah Aman (85), yang tinggal di semak-semak dekat kantor Pemda Bandung Barat yang berjarak sekitar 1 kilometer.
Menurut Sumarman, Abah Aman harus dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh Dinas Kesehatan terkait kondisinya termasuk kejiwaannya.
Kemudian, dari hasil pemeriksaan nanti, akan keluar penilaian tentang kondisi Abah Aman apakah memerlukan penanganan terpadu atau tidak.
"Jadi bukan hanya oleh Dinsos tapi mesti ada dari dinas lainnya. Jika nanti hasil pemeriksaan Dinkes positif masalah kejiwaannya, maka akan langsung bisa dibawa ke rumah sakit jiwa (RSJ)," ujar Sumarman ditemui di pemda, Selasa (23/4/2019).
Sumarman juga mengaku pihak desa pun telah mengetahuinya.
Baca: Sudah 3 Tahun Kakek Aman Tinggal di Semak-semak, Mengaku Dapat Uang Rp 2.000 saat Mengangkut Sampah
Bahkan kata Sumarman menurut informasi kepala desa bahwa Abah Aman memang sudah ada sejak 1973 dan biasa di daerah Pasar Padalarang.
"Ada indikasi gangguan jiwa, dia hidupnya nomaden berpindah-pindah dari dahulu. Aparat Desa Mekarsari pun belum dapat memastikan apakah Abah Aman itu warga Ngamprah karena tak ada KTP-nya," ujarnya.
Ketika disinggung bahwa Abah Aman memiliki saudara keluarga di sana, Sumarman justru mengatakan hal tersebut bagus karena nantinya bisa menjadi tanggung jawab keluarganya.
"Ya bagus dong berarti nanti kalau kami melakukan tindakan bisa ambil persetujuan keluarganya dahulu, misal harus dilakukan rehabilitasi oleh dinas sosial," kata Sumarman.
Tinggal di Semak
Diberitakan sebelumnya, Aman, kakek berusia 85 tahun ini hidup di semak-semak selama tiga tahun belakangan.
Dia tinggal di dekat jalan Tol Cipularang di Kampung Ciloa, Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB), atau sekitar 1 kilometer dari kantor Pemda KBB.
Aman hidup sebatang kara.
Setiap hari selalu mengais sampah di sekitar Padalarang.
Tubuhnya kumal dan selalu membawa karung.
Aman mengaku terkadang mendapatkan uang Rp 2 ribu ketika mengangkut sampah.
"Kadang abah ada yang memberi makan ketika ada orang yang melintas," katanya, Senin (22/4/2019).
Sehari-hari tinggal di semak-semak, Aman selalu membakar sampah-sampah yang telah dikumpulkan untuk sekadar menghangatkan badan pada malam hari.
Baca: Kronologis Teror Bom di Sri Lanka: Serangan Mematikan di 8 Titik yang Menewaskan 290 Orang
Tetapi, ketika hujan, Aman pun langsung berteduh di pos ojek yang lokasinya dekat dengan semak tersebut.
Rahmat (40), warga sekitar mengaku kerap melihat Aman saat menyisir Jalan Raya Cisarua-Padalarang.
Dia juga menyebut kemarin sempat ada yang datang untuk membantu Aman dengan membuatkan balai atau sekadar tempat berteduh dari panas dan dinginnya malam.
Terpisah, Bupati KBB, Aa Umbara Sutisna mengaku ia telah mendengar kabar abah Aman.
Aa Umbara Sutisna mengaku telah memikirkan untuk membuatkan sebuah tempat tinggal untuknya.
"Ya kami sudah tahu kabar itu. Kami masih bingung untuk berikan bantuannya. Kami ingin bangunkan rumah tapi abah Aman gak punya tanah. Tapi, nanti kalau memang ada tanah desa kami akan buatkan untuk Abah Aman," ujar Aa Umbara Sutisna di kantor Pemda KBB.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Soal Abah Aman yang Hidup di Semak-semak, Kabid Pelayanan Sosial Dinsos KBB Tanggapi Begini