Petani Gembira, Baru pada Pemerintahan Ini Bantuan Pertanian Datang Terus
Yang paling dirasakan petani sebagai ujung tombak penyediaan bahan pangan, ditandai dengan masuknya berbagai bantuan yang datang secara terus menerus.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Sejumlah petani memberikan catatan pembangunan sektor pertanian Pemerintahan Presiden Jokowi-JK.
Bagi petani, Pemerintahan yang tengah berada di ujung masa bhakti periode 2014-2019 cukup berhasil dalam memajukan sektor pertanian Indonesia selama 4 tahun terakhir.
Yang paling dirasakan petani sebagai ujung tombak penyediaan bahan pangan, ditandai dengan masuknya berbagai bantuan yang datang secara terus menerus.
"Yang jelas, selama pemerintahan Jokowi-JK kami mendapat bantuan benih, bibit dan alat mesin pertanian seperti traktor, pengering, pencacah dan pompa air. Tapi ada juga cangkul serta perlengkapan lain," kata Ajang, Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Petani Desa Marga Asih, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu (19/4/2019.
Baca: Kementan Apresiasi Petani Sukabumi dengan Bantuan 30 Unit Alsintan
Ajang berharap, Presiden terpilih tetap mempertahankan Andi Amran Sulaiman sebagai menteri berikutnya. Ajang menilai, Amran adalah sosok pekerja keras dan mampu mendekatkan diri dengan para petani. Dia juga salah satu menteri yang rajin menemui petani di Bandung.
"Dia (Amran) suka blusukan seperti bapak Presiden. Jadi kalau ke Bandung tau taunya udah datang aja sama rombongan. Alhamdullilah petani Bandung punya menteri seperti pak Amran dan kami berharap beliau tetap di pemerintahan berikutnya," ujarnya.
Baca: Kementan Apresiasi Petani Sukabumi dengan Bantuan 30 Unit Alsintan
Menurut Ajang, maksimalnya bantuan bahkan membuatnya tak lagi khawatir akan kekurangan benih.
"Kalau bantuan benih memang dari pemerintah yang dulu-dulu sudah ada. Tapi yang paling sering memperhatikan petani baru ini. Perhatian beliau kepada petani sangat luar biasa," katanya.
Ajang menjelaskan, semua bantuan sudah dimanfaatkan para petani Desa Marga Asih untuk memompa produksi.
"Bantuan pemerintah tidak pernah berhenti. Terus terusan datang. Semua bantuan juga sudah digunakan sama petani," katanya.
Untuk hasil panen, kata Ajang, mesin dan teknologi terbukti berhasil meningkatkan jumlah produksi. Salah satunya adalah padi. Jumlah yang dihasilkan mencapai 9 ton per hektare. Padahal jumlah sebelumnya hanya berkisar di angka 7 ton.
"Kalau untuk jagung mencapai 9 ton per hektare. Tentu saja ini meningkat tajam jika dibandingkan dengan panen raya sebelum menggunakan alsintan," katanya.
Hal senada juga diungkapkan petani Bandung Barat, Mandu Torik (33). Pria yang sehari-hari bercocok tanam di Kecamatan Gununghalu ini meminta Mentan Amran tetap berada di garis depan membantu para petani di Jawa Barat. Jangan sampai, kata dia, pemerintah mendatang mengganti posisi Mentan dengan alasan apapun.
"Buat kami, para petani di Bandung Barat tidak ada sosok menteri yang berpihak seperti pak Amran. Kami ingin beliau tetap di kursi pertanian," katanya.