Seperti Ini Kondisi Lubang Besar di Sawah Ambles di Sukabumi, Warga Diimbau Berjaga 24 Jam
Amblesnya lokasi sawah yang membuat lubang besar di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, sudah diberi garis polisi
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril
TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Amblesnya lokasi sawah yang membuat lubang besar di Kampung Legoknyenang, Desa Sukamaju, Kabupaten Sukabumi, sudah diberi garis polisi oleh muspika setempat.
Petugas tanggap darurat BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng, mengimbau warga agar selalu siaga dan waspada.
Warga disarankan mengatur jadwal piket siang hari dan ronda malam hari.
"Agar 1 x 24 jam selalu terpantau dan mudah untuk dikendalikan oleh RT RW Kadus, Kades, Babinsa, dan Babinmas," kata Daeng melalui sambungan telepon, Minggu (28/4/2019).
Daeng mengatakan, di lokasi sawah ambles, mengancam jalan setapak yang juga bisa ambles.
"Semuanya bisa kami kendalikan berkat kerjasama dengan relawan, tagana, perangkat desa, tenaga medis, kader posyandu, kader PKK, pemuda, TNI, Polri, koramil, polsek, yang selalu siaga 1x24 jam," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya sudah melatih semua komponen, sebagai kampung siaga bencana.
Sehingga warga sudah terlatih tanggap bencana dan antisipasi pengurangan resiko bencana.
Kata Ahli Geologi ITB
Lubang raksasa sedalam sekitar 12 meter muncul di area sawah milik warga di Kampung Legoknyenang, RT 5/2, Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi.
Sebelumnya, lubang besar serupa pernah terjadi pada September 2018.
Ahli Geologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Imam A Sadisun, menyebut analisis sementara tentang lubang besar di Desa Sukamaju Sukabumi itu akibat adanya 'piping erosion' atau erosi buluh.
Pada umumnya, piping erosion diawali oleh adanya mata air pada lereng. Lantaran sebagian material tanah pada lereng tersebut ada yang sifatnya relatif lepas, erosi buluh kemudian terbentuk.
"Pada awalnya terbentuk saluran seperti lubang pipa. Saluran tersebut lama-lama bisa membesar dan membentuk semacam gua," ujarnya saat dihubungi Tribun Jabar, melalui ponselnya, Minggu (28/4/2019).
Selanjutnya, retakan tanah dalam jangka waktu lama akan kian membesar membentuk gua-gua di dalam tanah.
Pada akhirnya sebagian atap gua yang ada, tak cukup kuat menahan beban tanah di bagian atasnya sehingga terbentuknya lubang yang cukup besar.
"Proses ini bisa terjadi pada lapisan-lapisan endapan produk letusan gunung api atau endapan volkanik. Sebagian di antaranya cukup sensitif terbentuk erosi piping oleh aliran air tanah," kata Imam A Sadisun.
Menurutnya, sepanjang jalur lubang pipa atau gua di bawah permukaan, harus diwaspadai oleh warga penduduk sekitar. Karena bisa terjadi runtuhan lain akan terbentuk di sepanjang jalur lubang tersebut.
"Pasti berbahaya seperti halnya longsoran. Kalau ada infrastruktur di atasnya atau kena pondasi bangunan bisa hilang," ujarnya.
Bagi warga yang mendiami berada dekat sekitar lubang besar itu, Imam A Sadisun mengimbau agar berhati-hati. Mengingat posisi lereng dan tanahnya yang tak stabil.
"Masih cukup berbahaya dekat dari situ ada rumah. Harus waspada, bisa diikuti longsor," katanya.
Soal analisis pasti lubang besar di Sukabumi itu, ucap Imam A Sadisun, harus melalui observasi lapangan sesuai titik koordinat oleh para ahli geologi.
"Kepastian aneh tidaknya, melalui diobservasi," ujar Imam A Sadisun.