Relawan Banjir di Gresik Tewas Terseret Arus Usai Bagikan Nasi Bungkus
Rukiatin tidak henti-hentinya menangisi putranya Yudha Bima (14) yang tewas terbawa arus usai membagikan nasi bungkus dan air mineral kepada korban
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, GRESIK - Rukiatin tidak henti-hentinya menangisi putranya Yudha Bima (14) yang tewas terbawa arus usai membagikan nasi bungkus dan air mineral kepada korban banjir.
Anak keduanya itu pergi selama-lamanya, tidak ada lagi raut wajah keceriaan Bima yang sehari-hari menemaninya dirumah.
Rukiatin beberapa kali mengusap air mata dengan kerudung hitam yang ia kenakan. Lantunan do'a di dalam kediamannya membuatnya tak kuasa menahan air mata melihat anaknya sudah berbaring tidak bernyawa di ruang tamu.
Sesekali dia memanggil nama putra keduanya itu, seakan tak percaya usai beberapa jam yang lalu pamit membantu korban banjir.
Nasir ayah Bima hanya bisa pasrah melihat jasad anaknya. Bima yang dikenal ringan tangan itu telah meninggalkannya.
Nasir yang juga seorang perangkat Desa Pucung kini tidak dapat lagi ikut mengantar anaknya berangkat ke sekolah.
Seluruh keluarga, baik paman, tante hingga kakek dan nenek Bima mencoba saling menenangkan.
Beberapa tetangga di sekitar rumah yang ikut hadir takziah ikut merasakan kesedihan atas kepergian Bima.
Ayah korban, Nasir, mengatakan sejak awal sudah mengingatkan putranya saat pamit mengambil nasi bungkus dan air mineral, untuk dibagikan kepada korban banjir, agar berhati-hati karena tidak bisa berenang.
"Sebelum berangkat membagikan nasi sudah saya ingatkan, anaknya bilang iya," ujar Nasir.
Kapolres Gresik AKBP Wahyu S Bintoro saat memantau banjir langsung mendatangi kediaman korban untuk memberikan bantuan.
Akses menuju rumah korban di Dusun Pulorejo, Desa Pucung, Kecamatan Balongpanggang bisa dibilang terisolasi. Mengingat ketinggian air mencapai 1,5 meter.
"Iya benar ada anak terpeleset usai membagikan nasi bungkus terbawa arus, kita kesini takziah ikut berbelasungkawa ke rumah korban," jelasnya.