Rumit dan Dangkalnya Aliran Air Sungai di Gedebage yang Sebabkan Banjir
Empat hal itu jadi penyebab jalan nasional di Gedebage selalu terendam banjir hingga lalu lintas macet berjam-jam.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Saluran air di kawasan Gedebage sempit, rumit, berkelok ditambah lagi dangkal.
Empat hal itu jadi penyebab jalan nasional di Gedebage selalu terendam banjir hingga lalu lintas macet berjam-jam.
Penelusuran Tribun Minggu (5/5), terdapat dua aliran sungai cukup besar yang melewati Gedebage. Pertama, Sungai Cinambo yang mengalir dari Ujungberung lalu ke Jalan Rumah Sakit.
Di jalan penghubung Ujungberung dan Gedebage itu, Sungai Cinambo berbelok melewati kawasan pabrik, rumah penduduk dan pingiran Pasar Gedebage.
Baca: Hendi Buka Karnaval Pelajar Jelang Pawai Budaya Dugderan
Baca: Tirukan Tarian Blackpink dengan Sempurna, Guru Ini Banjir Pujian
Baca: Prospek Industri Farmasi Ditengah Penguatan Nilai Tukar
Sungai Cinambo bisa dilihat di pinggiran Jalan Rumah Sakit. Sehingga, sungai tidak lurus mengikuti jalan.
Sungai Cinambo akan kembali terlihat di Jalan Soekarno-Hatta, Gedebage dan mengalir melintasi jalan nasional itu via jalur gorong-gorong dan muncul kembali di depan Gedung ESDM.
"Sungai Cinambo kalau hujan deras sudah meluap di tengah (saat melintasi pinggiran pabrik, rumah penduduk dan pinggiran pasar).
Baca: Hadang Wacana People Power ala Amien Rais, TKN Jokowi-Ma'ruf Siapkan Gerakan Tandingan
Saat lewati jalan raya, air meluap lagi karena gorong-gorong saluran air di bawah jalan (Soekarno-Hatta) itu sudah dangkal dan kadang penuh sampah.
Luapannya meluber ke selokan kecil dan ke jalan," ujar Suryana (50), warga Babakan Penghulu Kecamatan Cinambo saat ditemui di jembatan Sungai Cinambo di Gedebage, Minggu (5/5).
Aliran sungai kedua yakni Sungai Pangaritan yang datang dari arah Jalan Pangaritan kemudian melewati Pasar Gedebage di sebelah barat Sungai Cinambo.
"Nah aliran sungai ini saat mau masuk ke gorong-gorong di bawah jalan raya, selalu meluap karena gorong-gorongnya sudah dangkal.
Saat meluap, airnya meluber ke Pasar Gedebage hingga ke jalan raya," ujar Rahmat (40), petugas parkir Pasar Gedebage.
Sungai ini juga seperti Sungai Cinambo yang melewati jalan raya via gorong-gorong di bawah jalan.
Usai melewati jalan raya, aliran sungai ini bertemu dengan aliran Sungai Cinambo tepat di depan Gedung ESDM.
Kedua aliran ini saat bertemu mengarah ke Sungai Citarum via Sapan.
Dari depan Gedung ESDM itu, saluran air berbelok lagi ke kiri, melewati Hotel Shakti.
Sebelum Mapolda Jabar, berbelok lagi ke arah selatan menuju Sungai Citarum.
"Nah saluran yang membuang air dari Sungai Cinambo dan Pangaritan ke Sungai Citarum itu lebarnya sempit. Saat hujan deras, salurannya tidak bisa menampung debit air dalam jumlah yang banyak.
Akibatnya air di saluran itu meluber, saluran-saluran air yang kecil (selokan) tidak bisa membuang airnya ke saluran besar," ujar Rosidin (50), pemilik kios di Gedebage.
Kondisi rumitnya saluran air itu mengakibatkan air meluber ke jalan raya dari sebrang Kantor Kecamatan Gedebage hingga traffic light Gedebage.
"Jadi ini yang bikin banjir di Gedebage. Saluran airnya kecil dan dangkal.
Harusnya ada pelebaran saluran air yang menuju ke Sungai Citarum, sekaligus aliran Sungai Cinambo dan Pangaritan dikeruk lagi pasirnya supaya tidak dangkal," ujar Efendi, warga Jalan Babakan Penghulu.
Ia menambahkan, saluran air di Gedebage dengan dua sungai itu pun terlalu rumit karena jalur alirannya terlalu memutar.
"Saat alirannya tidak bisa menampung air, rendamannya meluber kemana-mana," ujarnya. (men)