Wabah Misterius di Jeneponto, Usai Diruqyah Penyakit Misterius Hilang
Warga lain Suryani (35), mengaku saat warga diruqyah ia bercerita tentang adanya makhluk halus yang merasuki warga, dan ingin mengambil tumbal
Editor: Hendra Gunawan
Kata Syafruddin laporan soal penyakit misterius ini terjadi sejak akhir April. Sekitar 25 orang terkena penyakit misterius di Puskesmas Buludoang.
Para korban mengalami demam, sakit perut dan nyeri sendi. Pemkab kemudian mengerahkan tim medis.
Hasilnya, beberapa dugaan penyakit yang diasumsikan seperti Chikungunya dan Zika menunjukkan hasil negatif pada sampel.
"Chikungunya, Zika hasil lab juga negatif, begitu juga juga Leptospirosis hasil lab juga negatif. Jadi disarankan untuk melakukan pemeriksaan PCR," kata Syafruddin.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, Bachtiar Baso mengatakan pengidap penyakit misterius di kabupaten Jeneponto kembali bertambah. Dari 60 orang, kini bertambah menjadi 70 orang.
"Informasi yang kami terima pasien kembali bertambah di Jeneponto. Meski begitu Tim Gerak Cepat (Tim Medis) telah siaga di Puskesmas dan RS yang ada di Jeneponto dan Takalar," ujar Bachtiar.
Bachtiar menjelaskan uji lab yang dilakukan sesuai dengan ciri-ciri penyakit yang dialami pasien seperti uji lab demam berdarah, typoid, dan malaria, hasilnya justru negatif.
"Tim dokter merasa awalnya ini typoid dan penyakit sejenisnya, tapi setelah dicek malah negatif," katanya.
Awalnya pasien ini dicurigai menderita penyakit typoid karena mengalami demam yang sangat tinggi, sehingga tim dokter melakukan penanganan sesuai dengan ciri-ciri penyakitnya.
Karena tiga penyakit mematikan dengan tanda-tanda demam ini belum diketahui sebabnya, pihak Dinkes pun mengambil alih untuk melakukan uji lab virus Laptospirosis (kencing tikus).
Menurut Bachtiar, jika ini yang terjadi ini sangat berbahaya bagi masyarakat lainnya. Pasalnya kontaminasi lingkungan dapat memicu menyebarnya virus yang mematikan ini. "Kita heran juga, apa kira-kira yah. Karena sudah kita lakukan uji lab tapi semua hasilnya negatif. Ini asli misterius," katanya sembari sebut agar kiranya para pasien dan keluarga tabah dan tawakkal kepada Allah SWT.
Terkait dengan ini, Bachtiar juga berharap agar masyarakat dapat menjaga lingkungannya agar terjaga bersih, dan tidak kumuh. Kumuhnya suatu kawasan itu, tentu karena masyarakat itu sendiri yang tidak peduli dengan lingkungannya.
Terpisah, Kementerian Kesehatan akan berkordinasi dengan Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menanggapi wabah yang terjadi di Garonggong, Desa Tuju, Kecamatan Bangkala Barat, Kabupaten Jenepento, Makassar, Sulsel. Direktur Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyebutkan Pihak Kemenkes masih mencari informasi terkait wabah yang telah merenggut empat nyawa tersebut.
“Iya lagi dicari infonya karena belum ada laporannya. Kita akan klarifikasi ke dinkes sulsel ya,” ujar Nadia.(Tribun Network/bal/fia/wly)