Kasat Reskrim Polres Wonogiri Dikeroyok Hingga Kritis Saat Akan Membubarkan Pertikaian Warga
Dia mengalami penganiayaan saat terjadi bentrok di Wonogiri antara anggota PSHT (Persaudaraan Setia Hati Terate) dan PSH Winongo.
Editor: Hendra Gunawan
STK atau Sedulur Tunggal Kecer merupakan sebutan lain PSH Winongo.
Dalam rekaman amatir itu, tiga pria berjaket PSH Terate menghapus tulisan STK sembari meneriakkan umpatan.
Video tersebut memancing pergerakan massa PSH Winongo.
Berdasar informasi dari Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polres Wonogiri, terdapat sekitar 500 orang berkumpul di rumah Ketua PSH Winongo Ranting Tirtomoyo, Setiawan alias Ngekngek.
Mereka meminta kepolisian mengusut kasus tersebut sekaligus memproses pelaku.
Kemudian sekitar pukul 23.30 WIB, terjadi pemukulan anggota PSHT berinisial WD (13) oleh sekelompok pemuda tak dikenal di sekitar Pasar Jatiroto, Wonogiri.
Kejadian itu diviralkan beberapa netizen yang mengatasnamakan anggota PSHT melalui media sosial Facebook, Rabu (8/5/2019).
Intinya PSHT kalah jumlah oleh PSH Winongo sekaligus ajakan untuk aksi susulan.
Ajakan itu menggerakkan sekitar 5.000 orang anggota PSHT Solo Raya dan beberapa wilayah di Jawa Timur.
Mereka merusak Tugu Lambang Organisasi PSHW Ranting Ngadirojo dan Sidoharjo, malam harinya.
Massa kemudian berpindah ke wilayah Slogohimo.
Mereka berpapasan dengan rombongan Polres Wonogiri yang mengimbau untuk membubarkan diri.
Pada saat yang sama, AKP Aditia Mulya sempat terpisah dengan rombongan personel yang berpatroli.
Dia yang mengenakan pakaian sipil berada sekitar 200 meter dari lokasi rombongan Polres Wonogiri, tepatnya di kawasan SPBU Sudimoro.
Tak diduga, tiba-tiba AKP Aditia dikeroyok sejumlah orang. (Daniel Ari Purnomo)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Massa Aniaya Kasat Reskrim Wonogiri sampai Kritis, Kapolres: Menyerah atau Kami Kejar Terus