Kronologi Meninggalnya Elora di Tempat Penitipan Anak, Sempat Menutupi Kematian Sang Bayi
Beginilah kronologi meninggalnya Elora di Tempat Penitipan Anak (TPA) di Jalan Drupadi, Denpasar, Bali pada Sabtu (11/5/2019).
Editor: Whiesa Daniswara
"Pemilik TPA dan 8 orang saksi sudah kami periksa," ujar Kompol I Wayan Arta Ariawan saat dikonfirmasi melalui seluler, Sabtu (11/5).
Kepala Unit (Kanit) PPA Polresta Denpasar, AKP Jossy Lambiombir, juga membenarkan adanya laporan atas kasus tersebut.
"Ya memang benar kejadian itu. Kami sudah melakukan penyelidikan terhadap kasusnya. Sesuai petunjuk, silakan berkoordinasi dengan pimpinan," ujarnya.
Andika menuturkan, setelah kejadian itu, ia mendapat kesempatan untuk melihat rekaman CCTV di ruangan TPA tersebut.
Dari melihat rekaman CCTV itu, Andika mengatakan, saat itu terlihat Elora ditinggal selama 30 menit oleh perawat dalam kondisi dibedong dan ditengkurapkan.
"Saya pikir TPA itu bagus, karena setiap pulang, kedua anak saya sudah mandi dan wangi. Setiap kali menjemput, susunya selalu habis. Kan jadi senang dengernya sebagai orangtua. Memang anak pertama saya Kevin, saya titipkan sudah selama satu bulan lebih seminggu di situ. Sedangkan Elora baru dititipkan di sana selama dua minggu. Namun setelah kita cek rekaman di CCTV, ternyata seperti itu. Saya lihat anak saya Elora setelah mandi, kemudian dibedong. Dan pada saat posisi pertama itu miring dan masih terganjal bantal. Setelah itu, diambil bantalnya, lalu anak saya ditengkurapkan. Nah, setelah itu perawat ninggal anak saya dalam kondisi seperti itu untuk mengambil anak lain yang sedang dijemput orangtuanya. Ditinggal selama 30 menit. Dan jeleknya, pintunya itu ditutup," tutur Andika.
Sambil menceritakan kondisi anaknya yang terekam CCTV, terlihat Andika mulai meneteskan air mata.
"Menit-menit pertama, lanjut lima menit, anak saya masih gerak-gerak, mungkin dia ingin membalikkan badannya ya. Cuman lama kelamaan dia diam. Di situ kelihatannya dia seperti kehabisan oksigen. Itu yang saya kecewa," katanya.
Saat ditanya bagaimana tanggapan dari pihak TPA atas rekaman dalam CCTV itu, Andika mengatakan bahwa pihak TPA terkesan masih belum mengakui ada kesalahan atau kelalaian.
"Statement dari pihak TPA masih tidak mengakui. Malah yang saya dengar, di penyelidikan, membuat berita acara dan menyatakan bahwa mereka bekerja sesuai SOP (prosedur operasional standar). Anak haus diberi susu, tidur, dan kemudian meninggal. Kok ngomongnya begitu," ujar Andika.
Ia menjelaskan juga, menurut keterangan dokter dari RS Bros bahwa tidak ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh bayinya.
"Dari RS Bros, pihak dokter menyampaikan dia sudah meninggal. Tanda kekerasan tidak ada. Namun, kata dokter, karena kehabisan oksigen," ujarnya.
Sementara itu, hingga berita ini ditulis, Tribun Bali belum berhasil menghubungi pihak pengelola TPA untuk melakukan konfirmasi atas kejadian tersebut.
Ketika mendatangi lokasi TPA kemarin, dari luar kondisi gedung TPA tampak dalam keadaan tertutup rapat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.