Temuan Mayat di Enggal Bikin Bingung Warga Polisi karena Korban Memiliki Tiga KTP Berbeda
Petugas menemukan tiga KTP dengan alamat tinggal yang berbeda yakni, Sukarame, Kedaton, Bandar Lampung, bahkan di kota Metro
Editor: Eko Sutriyanto
Informasi yang dikumpulkan SURYA.co.id menyebutkan, saat itu Rohman Abdullah sedang berangkat menaiki sampan menyusuri pinggiran sungai.
Saat menyusuri sungai menggunakan sampannya, Rohman melihat sesosok bayi yang mengapung di bantaran sungai.
Baca: Terungkap Identitas Mayat Wanita di Tumpukan Sampah Mengambang di Bendung Koja
Lantaran merasa takut, Rohman berupaya menelpon rekannya yang bernama Krisyanto untuk segera datang dan memastikan mayat bayi itu.
"Ditemukan nelayan kemudian dia pergi menyusuri sungai kok menemukan ada yang mengapung, pas didekati tapi nggak berani dan dia ngajak temannya," sebut Kapolsek Rungkut Polrestabes Surabaya Kompol I Gede Suartika saat ditemui awakmedia, Sabtu (18/5/2019).
Tak berselang lama, datanglah Krisyanto bersama Iswandi ke lokasi penemuan mayat bayi.
"Ternyata benar itu mayat bayi mereka langsung telpon kami," lanjut Gede Suartika.
Mayat bayi itu diperkirakan berusia dua hari sebelum dibuang. Dan, usia kematian bayi sudah menginjak hari ketiga.
Baca: Siswi SMP ini Ternyata Tewas Dihabisi oleh Sepupunya Sendiri
Saat ditemukan, lanjut Gede Suartika, mayat bayi dalam kondisi tidak utuh. Bagian lengan tangan kanan dan kaki sebelah kiri tampak buntung. Dan kondisi kepala bayi tampak tak lagi berbentuk.
"Bagian tangan sama kaki udah gak ada tadi, bagian kepala juga udah hancur," jelas Gede Suartika.
Selain dalam kondisi yang tak lagi utuh, lanjut Gede, tubuh bayi juga telah membusuk.
"Sewaktu kami angkat menggunakan bungkus dari kain itu juga sudah hancur," lanjutnya.
Suartika memperkirakan, beberapa bagian tubuh yang tak lagi berbentuk akibat proses pembusukan.
Namun, tidak menutup kemungkinan bagian tubuh bayi itu hilang akibat dimakan hewan yang hidup di kawasan vegetasi Hutan Mangrove.
"Ya diperkirakan karena proses pembususkan, juga mungkin karena dimakan hewan buas," katanya.
(Tribunlampung.co.id/Hanif Mustafa)