13 Tahun Lalu Getaran Sesar Opak Picu Gempa Dahsyat di Bantul
Hari ini, tepat 13 tahun lalu, gempa dahsyat mengguncang Yogyakarta pada pukul 05.55 WIB. Gempa berkekuatan 6,2 SR itu mengguncang selama 57 detik.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA - Hari ini, tepat 13 tahun lalu, gempa dahsyat mengguncang Yogyakarta pada pukul 05.55 WIB.
Gempa berkekuatan 6,2 SR itu mengguncang selama 57 detik.
Guncangannya terasa di seluruh wilayah DIY, serta ke kabupaten di sekitar DIY hingga dirasakan di Magelang, Purworejo, Wonogiri, Sukoharjo serta wilayah lainnya.
Berdasarkan penelitian berjudul Karakterisasi Sumber Gempa Yogyakarta 2006 berdasarkan Data GPS yang dipublikasikan dalam Jurnal Geologi Indonesia Volume 3, 1 Maret 2008, diketahui bahwa gempa tersebut berasal dari sesar opak.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Cecep Sulaeman, Lestari Cendekia Dewi, dan Wahyu Triyoso itu pun disebutkan bahwa terjadi pola arah perpindahan dan pola arah anomali positif strain geser maksimum yang menunjukkan bahwa sesar berarah barat daya-timur laut.
Pola perpindahan tersebut menunjukkan jenis sesar mendatar mengiri.
Sementara episentrum gempa bumi diduga berlokasi lebih kurang 10 km sebelah timur Bantul yang ditunjukkan oleh anomali positif strain geser maksimum.
Analisa lainnya disampaikan Rovicky Dwi Putrohari, dari Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).
Pria yang juga menjabat sebagai Vice President Exploration di Saka Energi Indonesia, Geological Advisor di Hess SEA Exploration serta Geological Advisor di Hess Sdn Bhd ini, memaparkan analisanya lewat blog yang beralamat di rovicky.wordpress.com.
Berdasarkan analisanya, kemungkinan besar tak hanya satu sesar saja yang aktif di Yogyakarta, melainkan ada empat sesar yang berkontribusi pada gempa tahun 2006 silam.
Sesar pertama, yakni sesar opak.
Namun begitu, ia mencatat adanya sesar kedua yang berada sekitar 10 kilometer sebelah barat sesar opak.
Sementara sesar ketiga yakni sesar yang melintas dari Prambanan ke arah tenggara dan melintasi wilayah Gantiwarno, Klaten.
"Sesar ini jadi batas utara pegunungan Sewu," demikian tulisnya dalam artikel berjudul Empat Patahan dalam Gempa Yogya.