'Saya Titipkan Mahar dari Suami Tercinta untuk Keperluan Saudara-saudaraku di Palestina'
Saya ingin menitipkan emas ini (mahar dari suami tercinta) untuk keperluan saudara-saudaraku di Palestina sana.
Editor: Dewi Agustina
MAHAR nikah dari suamiku kuberikan untuk Palestina.
Kalimat itu tertulis dalam secarik surat yang ditemukan aktivis Aksi Cepat Tanggap (ACT), Munandar dan Tanzil Asri dalam sebuah amplop, di antara sumbangan masyarakat Aceh Selatan untuk perjuangan rakyat Palestina.
Surat ditulis tangan sebanyak dua bait.
Ceritanya, Munandar dan Tanzil diutus oleh Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh untuk mendampingi Syekh Ibrahim As-Sumairi asal Palestina, melaksanakan roadshow di kawasan barat-selatan Aceh.
"Roadshow tersebut mengajak masyarakat berpartisipasi membantu Palestina yang menderita akibat zionis Israel," tulis Humas ACT dalam siaran pers kepada Serambinews.com, Senin (27/5/2019).
Pada Selasa (21/5/2019), Syekh Ibrahim mengisi roadshow setelah salat Ashar di Masjid Agung Istiqamah, Tapaktuan, Aceh Selatan.
Baca: Kisah Tukang Cukur di Denpasar Bergaji Rp 9 Juta, Bisa Beli Tanah dari Hasil Nyukur Rambut di Bali
Kegiatan ini difasilitasi Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Aceh Selatan.
Usai roadshow, Munandar dan Tanzil menghitung jumlah donasi yang terkumpul melalui kotak yang diedarkan selama Syekh Ibrahim mengisi tausiah.
Di dalam kotak donasi ternyata terdapat sebuah amplop berisi secarik surat dan kalung emas 13 gram 300 mili beserta suratnya.
Tidak ada keterangan nama pengirimnya.
Berdasarkan surat emas, diketahui emas itu dibeli pada 23 Mei 2016 yang distempel atas nama Toko Mas Subur Baru Jalan Merdeka No. 46 Tapaktuan.
Si pengirim menyampaikan bahwa emas tersebut merupakan mahar dari suaminya tercinta yang diberikan kepadanya.
Ia membolehkan emasnya diuangkan agar bisa membantu Palestina.
Katanya, ia terinspirasi dari kisah pengusaha batik di Yogyakarta yang ingin membawa harta kekayaannya sampai meninggal.
Baca: Istri Anggota Dewan dan Ketua Panwaslih Subulussalam Jadi Tersangka Kasus Mesum
Si pengusaha rajin bersedekah.
Namun, karena begitu cinta kepada harta, ia ingin membawanya hingga meninggal.
Sehingga, hartanya disumbangkan kepada masjid, anak yatim, madrasah, pesantren, dan orang-orang yang membutuhkan.
Berikut isi secarik surat kemanusiaan dari warga Tapaktuan, Aceh Selatan:
Assalamu’alaikum wr.wb
Selamat datang saudaraku dari negeri para Nabi.
Kisah Haji Usman, pengusaha batik di Yogyakarta menginspirasi saya.
Saat seseorang bertanya padanya bagaimana ia begitu mudah menginfakkan hartanya, begitu ringan dalam bersedekah, tidak cinta pada harta?
Ia menjawab “saking cintanya dan sayangnya saya sama harta, sampai-sampai saya tidak rela meninggalkan harta saya di dunia ini, saya tak mau berpisah dengannya meskipun saya mati. Makanya, saya titip pada mesjid, pada anak yatim, ada madrasah, pada pesantren, pada pejuang dakwah, dan pada mereka yang membutuhkan.
Karena itu, saya ingin menitipkan emas ini (mahar dari suami tercinta) untuk keperluan saudara-saudaraku di Palestina sana.
Silakan jika ingin ditukarkan dalam bentuk uang.
Sampaikan salam saya kepada saudara-saudara di Palestina.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Surat Kemanusiaan Warga Aceh Selatan: Mahar dari Suami Tercinta Saya Berikan untuk Palestina