Dukungan dari Golkar Aceh Besar untuk Ketum Airlangga Hartarto
Muhibuddin juga menilai, selama ini kepemimpinan Airlangga Hartarto banyak memberikan hal positif di Partai Golkar.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar Kabupaten Aceh Besar menegaskan dukungannya kepada Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Partai Golkar Kabupaten Aceh Besar juga menolak wacana penyelenggaraan Munaslub Partai Golkar karena dianggap lebih banyak mudharat ketimbang manfaatnya.
Pernyataan itu disampaikan Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Aceh Besar Muhibuddin Ibrahim dalam keterangannya kepada wartawan, Rabu (29/5/2019).
Menurut Muhibuddin, Pileg dan Pilpres 2019 sudah selesai sehingga tentu ada pihak yang puas dan tidak puas.
Apalagi di Pileg 2019 bukan saja di Partai Golkar, di partai lain juga ada caleg atau kader yang tidak puas menerima hasil yang diraih.
"Energi kita kan belum pulih, terkuras habis di Pemilu kemarin. Lalu sekarang ada isu Munaslub, tentu banyak kepentingan yang bermain. Saya khawatir Munaslub justru bisa mengarah ke perpecahan partai. Lebih banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Saya kira sekarang kita rekonsiliasi saja dulu, penguatan kader-kader pasca pemilu ini," ujarnya.
Baca: Dewan Pakar Usulkan Beberapa Nama Calon Pimpinan MPR dan DPR dari Golkar
Muhibuddin juga menilai, selama ini kepemimpinan Airlangga Hartarto banyak memberikan hal positif di Partai Golkar.
Capaian Partai Golkar meraih pemenang kedua peraih kursi terbanyak setelah PDIP merupakan prestasi yang harus diapresiasi.
"Ada perbedaan kondisi Pemilu 2014 dengan 2019. Meski digoyang isu kader yang tersangkut masalah hukum, Golkar tetap bertahan jadi runner up, ini tentu keberhasilan Pak Airlangga yang harus diapresiasi," katanya.
Di samping itu, sosok Airlangga Hartarto diyakini mampu menjawab tantangan-tantangan partai ke depan.
Soal adanya ketidakpuasan, pihaknya yakin DPP Partai Golkar bisa menjelaskan secara konstruktif langkah dan kebijakan yang telah diambil ke DPD-DPD Provinsi dan Kabupaten/Kota.
“Waktu kunjungan ketum ke Aceh, saya merasakan aura kepemimpinan ketum luar biasa, kami minum kopi bareng sampe tengah malam, beliau (Airlangga-red) mendengarkan apa yang jadi aspirasi kader. Kalau sekarang ada yang wacanakan Munaslub, saya kira itu wacana yang terburu-buru. Kita sudah capek berjibaku di Pileg bertarung dengan partai lain, masa sekarang kita mau 'perang' di dalam partai sendiri," jelasnya.
Muhibuddin mengatakan Munaslub akan menjadi tontonan negatif bagi masyarakat terhadap kondisi Partai Golkar.
"Setiap munaslub selalu muncul friksi perpecahan di internal. Jangan sampai masyarakat menilai Golkar selalu pecah kalau ada Munaslub. Harapan kami di daerah, kita nikmati saja dulu kemenangan Pileg ini, tidak usah terburu-buru Munaslub. Biar ini selesai sampai masa jabatannya berakhir, baru kita bicara Munas," tegasnya.